Soal 700 Anak Sukoharjo Tidak Sekolah, Ini Kata Wakil Rakyat

Ilustrasi anak sekolah.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Wakil rakyat mengaku prihatin sangat dengan temuan informasi dan data anak tidak bersekolah yang ditemukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo. Disdikbud menyebut terdapat 700 anak baik usia SD, SMP maupun SMA tidak bersekolah di Sukoharjo dengan berbagai alasan.



Faktor ekonomi dan lebih memilih ikut bekerja merantau orang tua disebut menjadi penyebabnya. Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Sriyanto, mengatakan temuan data tersebut sangat memprihatinkan. Mengingat, setiap tahunnya banyak sekolah-sekolah negeri yang justru kekurangan murid.

“Ini sangat memprihatinkan. Pemerintah daerah sendiri sudah memasang anggaran sangat tinggi di bidang pendidikan dan banyak sekolah yang kekurangan murid setiap tahunnya. Tapi masih ada begitu banyak anak tidak bersekolah,” tuturnya, Selasa (16/1).

Menurutnya, Disdikbud harus melakukan pendekatan persuatif kepada orangtua anak-anak yang bersangkutan. Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, sebagian masyarakat Sukoharjo mengajak anak mereka merantau sehingga tidak diketahui pasti apakah mereka tetap bersekolah atau tidak.

Sebagian diantaranya juga memilih menitipkan anak mereka kepada Kakek/nenek di kampung halaman. Sehingga pengawasan terhadap anak-anak tersebut kurang dan berimbas pada keberlangsungan pendidikan mereka.

“Seluruh elemen masyarakat sangat berperan untuk mendukung suksesnya pendidikan anak-anak itu. Sosialisasi masalah pentingnya pendidikan anak harus digencarkan, karena setiap tahun banyak sekolah mencari calon siswa,” imbuhnya.

Baca Juga: Waduh 700 Anak di Sukoharjo Tidak Sekolah

Baca Juga: Sapol PP Segel Tambang Galian C di Sanggang

Disdikbud harus segera mencari akar masalah pendidikan anak tersebut dan mencari solusinya. Tetapi Sriyanto tidak setuju dengan gagasan Disdikbud yang akan memasukkan mereka ke program sekolah kesetaraan di tingkat Pendidikan Non Informal (PNFI) atau Kelompok Belajar (Kejar) paket dengan beasiswa.

Sriyanto berpendapat, pendidikan formal akan lebih baik dari pada pendidikan informal. “Kalau usia antar anak terpaut jauh, bisa dibentuk kelompok belajar berdasarkan usianya. Karena tidak menutup kemungkinan, usianya berbeda meski tingkat pendidikannya sama. Tetapi yang terpenting dicari dulu akar masalahnya seperti apa biar nanti ada solusi yang tepat,” tuturnya.

Seperti diketahui, Disdikbud Sukoharjo menemukan ratusan anak di Kota Makmur tidak bersekolah sepanjang 2017 lalu. Kepala Disdikbud, Darno mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran petugas, ada sebanyak 700 anak usia SD, SMP maupun SMA tidak bersekolah di Sukoharjo dengan alasan masing-masing.

Berdasarkan informasi masyarakat, mereka tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi, boro atau merantau. Disdikbud masih akan meng-cross check terlebih dahulu informasi kebenaran tersebut. Yang jelas, pihaknya tengah berupaya untuk memasukkan mereka ke sekolah kesetaraan di tingkat Pendidikan Non Informal (PNFI) atau Kelompok Belajar (Kejar) paket dengan beasiswa. (sofarudin)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *