Sukoharjonews.com – Pertemuan antara perwakilan warga dengan manajemen PT RUM sempat alot. Bahkan, sempat terdengar suara keras dari dalam ruang kantin yang dijadikan tempat pertemuan. Meski begitu, pada akhir pertemuan antara warga dan manajemen mencapai kesepakatan.
Presdiden Difrektur PT Rayon Utama Makmur (PT RUM) Pramono mengakui akhir-akhir ini pabrik tengah melakukan ujicoba. Proses tersebut menyebabkan polusi suara karena menimbulkan suara bising dari mesin “power plant”. Pramono mengaku, suara bising tersebut berasal dari mesin “power plant” yang dibersihkan.
“Soal bau yang muncul juga saya akui sempat muncul karena ada masalah di instalasi pengolahan limbah. Namun, bukan berarti limbah yang dihasilkan tidak ditangani dulu,” terangnya.
Pramono juga mengatakan, bau yang muncul sehingga menyebar di sekitar pabrik dikarenakan proses di unit pengolahan limbah. Dalam proses tersebut terdapat kesalahan sehingga memunculkan bau tidak sedap. Pramono menegaskan, limbah cair yang dihasilkan tetap diolah terlebih dahulu di pabrik sebelum dilepas ke pipa pembuangan.
“Begitu juga dengan emisi gas buang, limbah padat batubara, semuanya diolah dan diukur sampai mencapai baku mutu pembuangan,” tandasnya.
Pramono menambahkan, sudah ada kesepakatan dengan warga. Pada prinsipnya PT RUM akan bertanggungjawab terkait kasus bau yang menyebabkan warga Dukuh Tawang Krajan mengungsi. Pramono menjamin PT RUM akan menanggung kesehatan masyarakat dilingkungan. “Saya tanggungjawab penuh soal pemeriksaan kesehatan warga. PT RUM akan aktif dengan mendatangi warga,” ujarnya.
Dia menambahkan, perusahaan juga akan memasang enam hingga tujuh alat pendeteksi pencemaran di sekitar pabrik. Harapannya, dengan alat tersebut jika ada pencemaran akan terdeteksi sejak dini. Ke depan saya harap tidak terjadi lagi kasus seperti ini,” ujarnya.
Sedangkan Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Brian Antoni Rangga juga membenarkan sudah adanya kesepakatan dengan manajemen PT RUM. Kesepakatan itu antara lain PT RUM siap mengantisipasi munculnya bau yang menyengat, melaksanakan AMDAL dengan benar. Sedangkan soal CSR akan diinformasikan pada warga di kemudian hari karena saat ini baru diawal produksi.
“Perusahaan juga siap membenahi pipa yang bermasalah di Gupit dan paling penting perusahaan siap menjamin kesehatan warga di sekitar pabrik yang terdampak,” ujarnya. (erlano putra)
Facebook Comments