Setiap Kali Bengawan Banjir, Warga Dalangan Merasakan Getaran Longsor

Kondisi salah satu rumah di Dukuh/Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo yang amblas digerus Sungai Bengawan Solo.

Sukoharjonews.com (Tawangsari) – Warga Dalangan RT 02 RW 03, Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari,  waswas setiap kali hujan deras tiba. Mengingat, setiap hujan deras tiba sering merasakan ambrolnya tebing sungai terpanjang di Jawa tersebut.

Tanah pekarangan warga di wilayah tersebut terus terkikis seiring derasnya air Sungai Bengawan Solo. “Kalau air Sungai Bengawan Solo deras, rumah rasanya seperti ikut bergerak,” tutur Untari, warga yang  rumahnya hanya berjarak sekitar 10 meter dari bibir Sungai Bengawan Solo, Senin (19/3).

Untari mengaku cemas dan sering tidak bisa tidur ketika hujan deras di malam hari. Bahkan, warga sekitar juga sering berjaga-jaga diluar rumah ketika intensitas hujan semakin tinggi. Menurutnya gemuruh derasnya air dan getaran tebing ambrol sangat terasa.

“Kalau pas longsor, kaca-kaca di rumah sampai ikut bergetar dan membuat was-was,” imbuhnya.

Warga setempat lainnya, Sumarjo mengungkapkan hal yang sama. Kondisi tebing Sungai Bengawan Solo di wilayah tersebut memang semakin mengkhawatirkan. Tanah pekarang warga terus terkikis dan mengancam jarak rumah-rumah warga.

“Longsor parah dimulai sekitar tahun 2012 sampai sekarang dan semakin parah,” tuturnya.

Setidaknya terdapat 8 rumah warga di wilayah tersebut yang terancam amblas. Jarak rumah-rumah tersebut dengan bibir Sungai Bengawan Solo hanya tinggal antara 1-20 meter. Yakni rumah milik Wagiyem, Nasir, Abdul Aziz, Untari, Tarno Sirup, Ngadi, Sriyono dan Wardi Wiyono.

Menurut  sebagian warga terpaksa mengosongkan tempat tinggalnya karena bibir sungai semakin mendekati rumah. Salah satunya keluarga Wagiyem yang pindah ke sejak 2012 lalu. Rumah Wagiyem sendiri hanya tinggal berjarak satu meter dengan bibir sungai.

“Dinding dapur rumah permanen tersebut sudah retak dan rencananya akan dibongkar dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Dalangan, Bagyo Slameto, Bagyo menambahkan, ambrolnya tebing Sungai Bengawan Solo tersebut juga mengancam jalan alternatif yang menghubungkan Kecamatan Sukoharjo-Tawangsari dan Bulu. Jarak bibir sungai dengan jalan penghubung Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Bulu hanya sekitar 25 meter.

“Sebelumnya jarak bibir sungai dengan jalan alternatif tersebut mencapai 100 meter,” kata Bagyo.

Menurutnya, warga berharap instansi terkait segera bertindak agar tidak semakin parah. Mengingat, selama ini belum ada tindakan nyata meski sudah berkali-kali membuat laporan ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) selaku pengelola Sungai Bengawan Solo.

“Warga berharap bisa segera ditanggulangi. Idealnya dibuat tanggul permanen atau paling tidak dengan batu beronjong agar tidak semakin parah,” katanya. (Sofarudin)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *