Sukoharjonews.com (Weru) – Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf Widi Prasetijono bersama jajarannya meninjau langsung perbaikan Tanggul Sungai Situri di Desa Grogol, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Selasa (9/1). Di lokasi tanggul yang jebol itu personel Kodim 0726/Sukoharjo bersama masyarakat dan relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo tengah bergotong royong.
Sebagian dari mereka mengisi karung dengan tanah dan sebagian lainnya meratakan tanah. Satu unit backhoe juga dikerahkan untuk meratakan material longsoran tanggul di sawah yang terbawa arus tersebut. Perbaikan tanggul jebol itu dibendung dengan batu beronjong dan diperkuat dengan tumpukan karung berisi tanah.
Kolonel Inf Widi Prasetijono mengatakan, kondisi Tanggul Sungai Situri sudah kritis dan rawan jebol. Berdasarkan keterangan yang dia terima, badan tanggul di sana sudah rapuh karena banyak terdapat rongga-rongga. Sehingga lebih mudah jebol, terutama saat arus sungai tersebut meningkat ketika memasuki musim hujan.
“Rupanya kondisi tanggul banyak yang seperti ini sehingga kalau musim hujan akhirnya jebol. Pemicunya karena banyak lubang tikus atau orang yang sengaja melubangi tanggul untuk mengambil air,” tutur Kolonel Inf Widi Prasetijono.
Terlepas dari itu, Danrem mengatakan, personel TNI selalu siap membantu meringankan beban masyarakat. Pihaknya sudah memerintahkan jajarannya agar menjadi yang pertama kali turun untuk membantu masyarakat yang ditimpa bencana.
“Ada perintah atau tidak, TNI harus turun pertama kali untuk membantu masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) bagian Operasi dan Pemeliharaan, Pandu, mengatakan, pihaknya menurunkan 20 beronjong kawat lengkap dan batu. Menurutnya, material batu beronjong sudah kuat untuk menambal tanggul jebol di sana.
“Batu bronjong itu sudah semi permanen, itu sudah kuat,” katanya.
Terkait pembangunan tanggul permanen di sana, pihaknya tidak bisa langsung memenuhi permintaan para petani itu. Meningat, BBWSBS tidak hanya menangani kerusakan tanggul tersebut. Tetapi si seluruh aliran Sungai Bengawan Solo beserta anak sungai dan sungai-sungai lain di berbagai daerah.
“Untuk talut permanen selalu kami upayakan. Ini masih kita usulkan dan untuk anggarannya masih dihitung. Yang jelas, yang ada saat ini kita maksimalkan dulu,” terangnya.
Seperti diketahui, tanggul Sungai Situri tersebut jebol pada Rabu, 20 Desember 2017 silam. Puluhan hektare hamparan padi yang baru berumur dua minggu tanam terendam dan berubah menjadi seperti lautan. (Sofarudin)
Facebook Comments