Mengintip Museum Batik Danar Hadi Solo dan Sejumlah Alasan Kenapa Wajib Dikunjungi

Ilustrasi. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Sukoharjonews.com – Wisata museum bisa menjadi pilihan wisata yang tak kalah seru dan menarik. Selain menambah wawasan, Anda pasti mendapatkan pengalaman unik saat berkunjung ke museum.


Saat ini, di Indonesia ada banyak sekali jenis museum, mulai dari museum arkeologi, sejarah, seni, militer, maritim, biografi, militer, hingga museum biologi. Salah satu kota yang memiliki museum wajib kunjung adalah Solo. Di kota yang terkenal dengan slogan “The Spirit of Java” ini terdapat museum berbasis heritage yang menyimpan salah satu warisan nusantara yaitu Museum Batik Danar Hadi.

Dikutip dari laman Kemenparekraf, Minggu (16/6/2024), berikut 3 alasan kenapa Anda wajib mengunjungi Museum Batik Danar Hadi!

Museum Batik Danarhadi. (Foto: Dok Kemenparekraf)

1. Memiliki Koleksi Beragam Jenis Batik

Museum Danar Hadi terletak di Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 261 Solo, tepatnya di dalam kompleks Ndalem Wuryaningratan. Di sini terdapat 11 ruangan yang digunakan untuk memajang koleksi batik. Beragam koleksi ini tentunya disesuaikan dengan tema dari museum sendiri, yakni “Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan”.

Koleksi di Museum Batik Danar Hadi terbagi menjadi 9 jenis batik, yaitu batik Belanda, batik Cina, batik Djawa Hokokai, batik pengaruh India, batik Keraton, batik pengaruh Keraton, batik Sudagaran dan batik Petani, batik Indonesia, dan batik Danar Hadi.


Museum Danar Hadi menyimpan koleksi mencapai 10.000 kain batik dan sudah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum batik yang memiliki koleksi batik terbanyak. Kain batik yang dipajang di museum ini berasal dari periode dan pengaruh budaya yang berbeda-beda. Contohnya batik Belanda, batik ini disebut demikian bukan berarti berasal dari Belanda. Melainkan pola pada batik tersebut dipengaruhi oleh budaya Belanda. Batik tersebut dibuat sekitar tahun 1840-1910 saat Indonesia di bawah penjajahan Belanda sehingga akan dijumpai pola dengan tema cerita Snow White, Little Red Riding Hood, Hanzel and Gretel.

Museum Batik Danarhadi. (Foto: Dok Kemenparekraf)

2. Wisata Edukasi Batik

Tak sekadar melihat beragam koleksi batik, di museum ini Anda juga bisa melihat bagaimana cara perawatan batik, proses pembuatan batik, bahkan bisa mengikuti workshop pembuatan batik secara langsung, lho!

Ada beberapa proses untuk membuat batik. Pertama adalah mori dan klowong. Mori artinya kain mori yang siap dibatik, sedangkan klowong artinya menggambar pola ragam hias menggunakan lilin malam dengan cating di atas kain mori. Kedua, tembokan dan wedelan yang artinya menutup bagian yang putih dengan lilin malam, setelah itu mencelup mori yang sudah diberi lilin malam dengan warna biru.


Ketiga, kerokan dan biron, yaitu proses mengerok lilin dari bidang yang akan diberi warna cokelat dan menutup bagian yang tetap berwarna biru dan bidang cecek. Terakhir sogan dan batik, yakni proses menyelup ke warna cokelat dan merebus kain berlilin ke dalam air yang mendidih sebagai tahap akhir dari proses pembuatan batik tradisional.

Menurut pengelola, Museum Batik Danar Hadi ini memang didirikan untuk melestarikan dan mengembangkan seni kerajinan batik, menambah sarana pendidikan dan pengetahuan khususnya di bidang seni kerajinan batik, serta menambah objek wisata di Kota Solo.

Museum Batik Danarhadi. (Foto: Dok Kemenparekraf)

3. Perpaduan Cagar Budaya dan Museum Bergaya Jawa-Eropa

Di museum dengan konsep one stop shopping ini terdapat showroom yang menjual berbagai macam produk dari PT. Batik Danar Hadi. Ada pula restoran serta dua buah function room yaitu pendapa Sasono Mangunsuko dan Ndalem Wuryaningratan yang berada di samping museum.

Tahukah kamu? Ndalem Wuryaningratan ini dibangun kurang lebih pada abad ke-19 (kira-kira tahun 1890) oleh seorang arsitek dari Belanda dengan konsep rumah tinggal bangsawan khas Jawa bergaya Eropa. Semula Ndalem Wuryaningratan merupakan tempat tinggal Pangeran Wuryaningrat, menantu Susuhan Pakubuwono X.


Lalu pada tahun 1997 H. Santosa Doellah sebagai pemilik Batik Danar Hadi membeli bangunan ini dan merenovasinya menjadi House of Danar Hadi namun tetap mempertahankan gaya arsitektur aslinya.

Ndalem Wuryaningratan memiliki sebuah pendapa yang luas dan pringgitan untuk menerima tamu. Ada juga bangunan di sayap kiri dan kanan serta ruangan untuk bersantai khas Eropa. Kesan mewah dan elegan sangat terasa jika Sobat Pesona mengunjungi bagian dalamnya.

Jadi, selain merasakan pengalaman membatik, Anda juga bisa menikmati keindahan arsitektur Jawa yang berpadu dengan arsitektur Belanda. Dengan berwisata ke museum ini, kita sebagai wisatawan sudah turut berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *