Sukoharjonews.com – Lokakarya menari (polahing sembah catur) merupakan sebuah pengembangan melalui perpaduan antara tarian tradisional Jawa dan gerakan metidasi yang serasi. Keselarasan makna sebagai bentuk fisik dan emosional, Polahing Catur Sembah membatwa harap untuk kedamaian dan kebahagiaan di pergantian tahun.
Kegiatan lokakarya menari ini diiringi dengan musik gamelan dan suara yang merdu dari penari. Dalam kegiatan Catur Sembah ini terdiri dari Sembah Cipta, Sembah Raga, Sembah Jiwa dan Sembah Rasa. Keempat elemen tersebut sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan untuk tubuh agar lebih relaks dan nyaman.
Polah Catur Sembah ini dari Serat Wedhatama yang merupakan karya sastra Jawa klasik yang diperkirakan berasal dari abad ke-18 dan ditulis oleh K.G.P. Ariyo Adipati ke-IV serat ini mengandung moral tentang etika dan tata krama yang ditujukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Petuah ini juga mengandung nilai-nilai tradisional Jawa yang sering digunakan untuk masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan sosial dan spiritualnya.
“Dengan kita mempelajari gerakan tadi banyak manfaatnya karena ketika kita ingin melakukan gerak dan pemanasan agar tidak terjadi cedera seperti kesleo atau cedera lain. Selain untuk meminimalisir kecelakaan cedera, manfaat lain dari kegiatan ini juga berguna untuk meregangkan otot-otot tubuh agar badan menjadi lentur, nyaman, dan ringan,” jelas Yashinta, selaku pemandu kegiatan ini menjelaskan manfaat lain dari lokakarya Polahing Sembah Catur ini.
Sementara itu, Gusti Bhre menambahkan kegiatan lokakarya ini merupakan program baru bagaimana Mangkunegaran mentransformasikan budaya dengan era sekarang ini sebagai lifestyle. Karena Polahing Catur Sembah dapat dikatakan sebagai olahraga dan olah rasa.
“Harapannya kebudayan jawa dapat dibawa kemana mana. Agar masyarakat juga dapat mengenal lebih dalam kebudayaan jawa dan mempelajarinya,” tambah Gusti Bhre.(cita septa)
Facebook Comments