Gelang Jemaah Haji, Ternyata Merupakan Produk Asli Indonesia

Jemaah haji Indonesia mengenakan gelang identitas yang terbuat dari logam. (Foto: Kemenag)

Sukoharjonews.com (Arab Saudi) – Jemaah haji Indonesia memiliki ciri khas sendiri dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji. Ciri khas tersebut adalah setiap jemaah haji asal Indoensia mengenakan gelang yang berbahan logam. Bukan asal gelang biasa karena gelang tersebut menyimpan banyak informasi.


Gelang jemaah haji tersebut ternyata produk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Di gelang tersebut tertera lambang bendera merah putih, dan ada tulisan arab yang artinya Jemaah Haji Indonesia. Selain itu, ada keterangan sebagai jemaah kloter atupun non kloter. Ada juga keterangan nomor paspor dan nama jemaah yang ditulis langsung di logam dengan cara digrafir atau diukir.

Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, M Noer Alya Fitra, mengatakan, gelang identitas sudah ada sejak lama, serta telah menjadi ciri khas jemaah dan petugas haji Indonesia. Negara lain tidak ada yang menggunakan gelang logam.

“Gelang yang dipakai jamaah itu berisi identitasnya. Karena kita ketahui kebanyakan jamaah kita dari daerah dan pelosok, sehingga untuk memegang dokumen selain yang menempel didirinya itu bisa jadi hilang, lupa, atau terselip,” ujarnya dikutip dari laman Kemenag, Senin (27/6/2022).

Dijelaskan Nafit-panggilan akrabnya-gelang jemaah haji terbuat dari logam agar tetap awet walaupun terkena air, cahaya, dan kepanasan. Sehingga gelang tetap dipakai dan jemaah lebih mudah dikenali.


“Contoh jemaah meninggal karena mungkin suatu hal itu, kita gampang menganalisisnya dengan melihat gelangnya. Digelang itu tercantum nama, nomor paspor, nomor kloter dan bendera Indonesia,” ungkapnya.

Bahkan, bagi pemerintah Arab Saudi juga mudah mengenali ketika melihat nomor paspor di gelang. Pasalnya, hal itu bisa langsung dicek pada sistem mereka dan akan langsung keluar nama jemaah yang bersangkutan.

Diungkapkan Nafit, saat ini gelang dibuat dengan sistem bisa mengunci, agar tidak bisa lepas dari tangan jemaah saat terjadi hal-hal darurat. Sebab, hal itu belajar dari kejadian di Mina pada tahun 2015 silam, banyak korban yang gelangnya terlepas dan sulit diidentifikasi.

“Maka setelah tahun 2016 dibuat gelang yang lebih baik, yang ada kuncinya. Diberi pengait untuk lebih menjamin gelang itu tidak lepas ketika ada guncangan-guncangan dan sebagainya,” pungkasnya. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *