Ragam  

Dikejar, Diburu, dan Dibunuh Bersama-Sama, Namanya Tikus!

Petani Desa Pranan, Polokarto bersama elemen masyarakat lain melakukan gropyokan tikus bersama-sama, Minggu (20/1)

Sukoharjonews.com (Polokarto) – Hama tikus menjadi musuh bersama para petani di Kabupaten Sukoharjo. Hama tersebut harus dikejar, diburu, dan dibunuh dengan cara gropyokan bersama-sama. Kalau hanya diburu sendiri, hasilnya tidak akan maksimal. Selain menggunakan pestisida, cara lain yang cukup efektif adalah dengan gropyokan bersama-sama. Cara manual tersebut cukup ampuh untuk mengurangi populasi hama tikus.



Seperti yang dilakukan para petani di Desa Pranan, Polokarto, Minggu (20/1). Aksi tersebut dilakukan bersama-sama dan tidak hanya oleh petani saja. Kepala Desa (Kades) Pranan, Jigong Sarjanto menyampaikan, memasuki musim hujan ini, populasi tikus mengalami kenaikan sigifikan hingga dua, tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya. Untuk itulah gropyokan dilakukan.

“Semua warga dilibatkan karena tidak hanya petani saja yang ikut berpartisipasi,” jelasnya.

Jigong mengaku, gropyokan sendiri dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Secara bersama-sama, sarang tikus yang berada di tanggul atau pematang sawah dibongkar. Tikus yang lari pun lantas dikejar, diburu, dan kemudian dibunuh. Alat yang digunakan pun cukup sederhana. Mulau dari cangkul, pemukul, sabit, dan lainnya. Lahan padi yang ada di Pranan sekitar 135 hektar.

Salah satu petani Wartono, 56, mengaku upaya memberantas hama tikus dengan gropyokan tidak hanya sekali saja. Pasalnya, jika hanya sekali tidak akan mampu mengurangi populasi tikus yang ada disawah. Pasalnya, tikus bisa dengan cepat berkembang biak sehingga gropyokan harus dilakukan lebih sering.

“Harus sering-sering melakukan gropyokan karena musim hujan ini populasi tikus mengalami peningkatan signifikan,” ujarnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments