Sukoharjonews.com – Sedikitnya 300 orang pelajar dan mahasiswa mengikuti Dialog Merawat dan Menjaga Kibinekaan di Pendopo Graha Satya Praja (GSP) Sekretariat Daerah (Setda) Sukoharjo, Kamis (7/12). Dalam agenda yang diselenggarakan Kemenkominfo itu membahas gempuran Media Sosial (Medsos) menjadi salah satu gerbang pemecah belah bangsa.
Dalam kesempatan itu, Bupati Sukoharjo , Wardoyo Wijaya menyampaikan keberadaan medsos mempunyai dampak positif dan negatif. Secara umum kehadiran medsos sangat mempermudah komunikasi. Namun di sisi lain, medsos juga digunakan untuk menyebarkan berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau hoax.
“Berita-berita yang tidak benar kalau terus menerus dilempar melalui medsos akan membentuk opini publik yang negatif. Bisa menimbulkan persoalan yang dapat memecah belah kebhinekaan,” tutur Wardoyo. “Karena itu, kalau mendapat berita yang belum tentu benar tidak perlu ikut nge-share,” imbuh Bakal Calon Gubernur Jateng itu.
Sementera itu, Staf Ahli Direktorat Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Hendrasmo menambahkan, kebhinekaan terancam pesatnya medsos yang menebar berita hoax. Namun, kata dia, pada dasarnya medsos dapat dimanfaatkan untuk merawat dan menjaga kebhinekaan jika digunakan dengan bijak. “Ciri-ciri berita hoax itu, ceritanya membuat gelisah, menimbulkan benci pesannya menghasut dan mengadu domba,” jelasnya.
Narasumber pertama itu menjelaskan, upaya menciptakan konten positif untuk melawan konten negatif dan hoaks. Salah satu caranya dengan melaksanakan tidak membuat atau turut menyebarkan berita hoax. Sejauh ini pihaknya telah memblokir situs atau website yang berisi konten pornografi dan terorisme.
Menurutnya tidak sedikit website yang memuat materi cara membuat bom dan atau merekrut teroris. “Apabila menemukan situs dengan konten isi yang tidak pantas atau berpotensi memecah belah bangsa bisa langsung lapor. Laporkan ke aduankonten@mail.kominfo.go.id, agar segera mendapat tindak lanjut,” tambahnya.
Sementara itu, pemateri kedua, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Bambang “Patjul” Wuryanto menyampaikan, saat ini merupakan jaman teknologi informasi. Bahkan, banyak perusahaan yang runtuh karena perkembangan teknologi. Seperti taksi konvensional yang tergerus taksi online, termasuk Matahari Mal yang bangkrut karena online shop.
“Kita ada di zaman teknologi informasi. Jika tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi informasi kita akan ketinggalan. Karena itu kita harus melek tentang teknologi informasi,” katanya.
Bambang Patjul juga menekankan, kemajuan teknologi informasi juga menimbulkan masalah baru. Mengingat, tidak sedikit oknum memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menghancurkan kebhinekaan. Mereka menebar konten atau isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) dan cenderung mengadu domba.
“Orang-orang yang menyebar berita hoax seperti itulah yang dapat memecah belah kebinekaan. Kita harus waspada,” tandasnya. “Sejak awal Bung Karno sudah tau (akan ada upaya memecah belah bangsa dengan isu sara). Tapi perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan itu tidak akan jadi masalah jika jika yang menjadi pegangan, Kita adalah Bangsa Indonesia. Bung Karno selalu menekankan persatuan bangsa dan kesatuan bangsa,”. (sofarudin)
Facebook Comments