Ragam  

Bupati Sukoharjo Targetkan Gedung Sanggar Inklusi di 12 Kecamatan, 10 Gedung Selesai Dibangun

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani berinteraksi dengan ABK saat meresmikan Sanggar Inklusi Wijaya Kusuma Kecamatan Sukoharjo, Kamis (25/5/2023).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Pemkab Sukoharjo berkomitmen untuk meningkatkan layanan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Salah satunya adalah dengan membangun gedung mandiri untuk sanggar inklusi di setiap kecamatan. Dari 12 kecamatan yang ada, sudah 10 gedung selesai dibangun.


“Saat ini sudah ada 10 gedung selesai dibangun dan sembilan diantaranya sudah diresmikan, termasuk Sanggar Inklusi Wijaya Kusuma di Kecamatan Sukoharjo ini,” ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo, Suparmin saat peresmia, Kamis (25/5/2023).

Saat ini, masih tiga gedung sanggar yang belum diresmikan. Satu gedung di Kecamatan Mojolaban sudah selesai dibangun dan tinggal diresmikan. Sedangkan untuk Kecamatan Kartasura dan Tawangsari sedang dalam proses pembangunan dan ditargetkan selesai tahun ini.

“Untuk Sanggar Inklusi Wijaya Kusuma Sukoharjo penbangunan gedung dianggarkan Rp200 juta. Kalau total anggaran pembangunan gedung sanggar inklusi di 12 kecamatan nilainya Rp2,8 miliar.


Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menyampaikan agar gedung sanggar tersebut dimanfaatkan dengan baik. Dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan pada ABK yang membutuhkan perhatian luar biasa.

“ABK butuh perhatian yang luar biasa karena keterbatasannya dalam hal apapun,” ujar Etik.

Etik juga mengimbau kepada orang tua yang memiliki ABK untuk tidak berkecil hati dan malu karena ABK adalah titipan Tuhan sehingga harus dirawat dengan baik. Dikatakan Etik, keberadaan sanggar sangat mendukung kebutuhan ABK dalam melakukan kegiatan terkait tumbuh kembang anak.


“Sanggar ini saya harap dimanfaatkan dengan baik untuk kesehatan terapis, pendidikan yang sesuai untuk ABK, dan lainnya,” pesan Etik.

Bupati juga mengatakan, keberadaan sanggar inklusi memang tidak bisa membuat ABK sembuh 100%, namun setidaknya anak mampu mengekspresikan diri sehingga tahu apa yang dibutuhkan. Pasalnya, ABK juga butuh bersosialisasi seperti anak yang lain.

“Sekali lagi, pesan saya jangan malu punya ABK. Jangan hanya dirumah saja karena ABK juga punya hak seperti anak yang lain untuk bermain, belajar, dan lainnya,” ujarnya. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *