Tinggalkan Zona Nyaman, Alun Sukowati Prihantoro Sukses Buka Usaha Konveksi

Alun Sukowati Prihantoro, 31, resign sebagai karyawan bank dan sukses menggeluti usaha konveksi dan sablon, Rabu (20/2).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Meninggalkan pekerjaan yang sudah nyaman untuk menggeluti dunia yang baru bukan perkara gampang. Dibutuhkan kekuatan dan keberanian untuk melakukannya karena keputusan tersebut akan membawa konsekuensi yang tidak kecil. Namun, meninggalkan zona nyaman dan memulai dunia baru berani dilakukan oleh Alun Sukowati Prihantoro, 31. Alun meninggalkan pekerjaan sebagai pegawai sebuah bank untuk menggeluti dunia konveksi.



Hal itu dia lakukan tahun 2015 lalu. Saat itu, Alun meninggalkan pekerjaan yang sudah cukup mapan dan nyaman untuk menekuni usaha konveksi. Berbekal sedikit pengalaman ketika membantu usaha teman, Alun lantas membuka usaha baru yang dia beri nama “Mustika Abadi”. “Awalnya cuma punya modal sekitar Rp5 juta dengan tiga karyawan,” ujar Alun di tempat usahanya Jalan Rajawali No 7 Mojotegalan, Kelurahan Joho, Sukoharjo, Rabu (20/2).

Ayah satu anak tersebut tersebut mengaku melihat usaha konveksi sebagai usaha yang sangat menguntungkan. Saat itu, dia menerima order pembuatan 50 kaos dari sebuah kantor di Sukoharjo. Karena belum tahu dan belum pernah melakukannya, pesanan itu kemudian dia lempar pada temannya yang memiliki usaha sablon. Saat itulah dirinya mulai belajar tentang usaha tersebut hingga kemudian memutuskan untuk “resign” dari pekerjaannya di sebuah bank.

Awalnya, ujar Alun, begitu keluar lantas membuka usaha jahit kaos. Saat iti, dirinya membeli satu set mesin jahit kaos dengan tiga karyawan. Dari usaha menjahit kaos itulah usahanya terus berkembang. Saat ini, Alun menerima pesanan untuk kaos oblong, sweater, jaket, polo shirt, hoodie, seragam, almamater, serta sablon dan bordir.

“Saat ini saya sudah memiliki 11 karyawan untuk menunjang usaha konveksi ini,” ujarnya.

Usahanya terus berkembang karena rata-rata tiap bulan mendapatkan pesanan 2.000 hingga 3.000 potong kaos. Saat ini, order kaos politik juga dia dapatkan. Meski begitu, Alun mengaku hanya menerima order kaos premium. Alun mengaku tidak melayani sablon maupun pembuatan kaos murah yang sering disebut kaos “saringan tahu”. Untuk order kaos politik, Alun juga mengaku tidak sembarangan menerima karena hanya orang-orang yang dia kenal saja. Saat ini, antara produksi kaos umum dan kaos politik persentasenya 50:50.

Yang paling membanggakan ketika dirinya menerima order untuk produksi kaos “merchandise” untuk acara televisi “86” yag tayang di Net TV. Alun mengaku mendapat order pembuatan kaos jenis polo sebanyak 4.000 kaos. Nilai order tersebut juga cukup besar mencapai sekitar Rp200 juta. Alun juga mengaku, saat ini order yang dia terima sebagian besar datang dari komunitas-komunitas. Baik itu komunitas berbasis kampung maupun komunitas motor.

“Yang terbaru kami memproduksi untuk komunitas vespa dengan brand “Scoot Day”,” ujarnya.

Disinggung soal promosi melalui medis sosial (Medsos), Alun mengaku lebih menyukai promosi manual. Pasalnya, usahanya bisa menjadi besar juga dari promosi manual dari mulut ke mulut. Alun mengaku lebih menyukai bertemu langsung dengan klien daripada melalui dunia maya. Meski begitu, Alun tidak memungkiri jika promosi melalui “online” khususnya medsos bisa membuat usahanya semakin meningkat.

“Memang belum utama, tapi mulai saya rintis juga untuk menggunakan medsos dalam melakukan promosi,” katanya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments