Sukoharjonews.com (Jakarta) – PT Hutama Karya berkomitmen menghadirkan konektivitas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang membentang sepanjang 879 km. Demi memperkuat akses ini, dua proyek jalan tol strategis tengah dikerjakan, yakni Ruas Rengat Pekanbaru Seksi Lingkar Pekanbaru (30,57 km) dan Junction Palembang (8,25 km).
Proyek ini bertujuan menghubungkan ruas operasional di Provinsi Riau dan Sumatra Selatan, memberikan dampak besar pada mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, konstruksi kedua proyek ini sudah menunjukkan perkembangan signifikan.
Hingga November 2024, progres Lingkar Pekanbaru mencapai 35,34%, sementara Junction Palembang mendekati penyelesaian dengan 93,32%.
“Khusus ramp 2 dan 3 yang menghubungkan Indralaya – Kayu Agung, kami targetkan dapat difungsionalkan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru),” ujarnya, dikutip dari laman KabarBUMN, Kamis (5/12/2024).
Kehadiran ramp ini diharapkan mampu mengurai kemacetan di titik-titik vital selama musim libur tersebut. Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari Menteri BUMN, Erick Thohir, yang menekankan pentingnya sinergi antara BUMN dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Kami ingin memastikan proyek strategis ini selesai tepat waktu dan memberi dampak positif bagi masyarakat.”
“Hutama Karya juga diharapkan dapat menyediakan infrastruktur terbaik untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan, terutama selama puncak arus libur Nataru,” terangnya.
Proyek Lingkar Pekanbaru dirancang dengan berbagai fasilitas, termasuk rest area tipe A, tiga gerbang tol, tiga interchange, dan satu junction. Jalan tol ini direncanakan memiliki kecepatan maksimum 100 km/jam dan akan menghubungkan Tol Pekanbaru – Dumai dengan Pekanbaru – Bangkinang.
Sementara Junction Palembang akan menghubungkan jalan tol yang telah ada seperti Kayu Agung – Palembang dan Palembang – Indralaya, dengan kecepatan maksimum 60 km/jam. Namun, kedua proyek ini menghadapi tantangan teknis.
Lingkar Pekanbaru, misalnya, melewati area gambut yang memerlukan metode seperti Prefabricated Vertical Drain (PVD) untuk memperbaiki tanah dasar. Sementara itu, Junction Palembang harus menghadapi area dengan crossing pipa minyak dan gas aktif, sehingga memerlukan teknologi jembatan Steel Box Girder untuk menjaga kestabilan konstruksi.
Dalam menjalankan tugasnya, Hutama Karya terus berupaya memberikan solusi teknis terbaik demi keselamatan pengguna jalan. Hingga kini, perusahaan ini telah membangun 1.235 km JTTS, dengan 879 km telah beroperasi penuh.
Beberapa ruas tol yang telah digunakan, di antaranya Bakauheni – Terbanggi Besar, Pekanbaru – Dumai, dan Indralaya – Prabumulih, membuktikan komitmen perusahaan terhadap pengembangan infrastruktur Indonesia.
Sebagai perusahaan BUMN, Hutama Karya terus berinovasi dengan dukungan empat anak perusahaannya. Dalam berbagai proyek, perusahaan ini tidak hanya fokus pada pembangunan jalan tol, tetapi juga pada pengembangan properti dan pengelolaan kawasan. (nano)
Facebook Comments