Ragam  

Polisi Dukung Program Pemberantasan DBD Dengan Terjun ke Lapangan Galakkan PSN

Memasuki musim hujan, masyarakat tetap harus mewaspadai penyakit DBD meski jumlah kasus di 2018 lalu turun drastis. (Ilustrasi: Depkes.go.id)

Sukoharjonews.com (Gatak) – Memasuki musim hujan, aparat kepolisian turun ke lapangan mendukung program pemerintah untuk pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kegiatan tersebut diwujudkan dengan sosialisasi dan juga praktek langsung pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan juga jentik nyamuk. Kegiatan dilakukan serentak di 12 Polsek yang ada bekerjasama dengan instansi terkait, yakni Dinas Kesejatan Kabupaten (DKK).



Kapolsek Gatak AKP Yulianto mengatakan, Polres Sukoharjo memiliki program untuk membantu pemerintah dalam antisipasi pencegahan penyakit DBD di masyarakat. Menurutnya, aemua Polsek di 12 kecamatan melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada petugas DKK dan Puskesmas ke masyarakat. Polisi diterjunkan secara bergantian di masing-masing desa.

“Sosialisasi dilakukan petugas dari tim gabungan dengan materi pencegahan DBD. Salah satunya dengan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Selain itu juga membagikan abate untuk membasmi jentik nyamuk kepada warga,” terang Yulianto, Jumat (1/2).

Dalam kegiatan tersebut, petugas juga praktek langsung memasukkan abate ke sejumlah genangan air di lingkungan masyarakat termasuk di rumah tinggal warga. Hal itu memusnahkan jentik nyamuk. Kegiatan juga memfokuskan untuk PSN dan belum sampai ke pengasapan atau fogging. Pasalnya, pegasapan merupakan upaya terakhir ketika muncul kasus SDB dan menyebabkan korban meninggal dunia.

Kepala Puskesmas Gatak Prasetyo menambahkan, sebanyak tujuh dari 15 desa di wilayah Kecamatan Gatak masuk kategori endemis DBD. Hal itu dilihat dari jumlah kasus yang terjadi setiap tahunnya di wilayah tersebut. Puskesmas juga mencatat ada kenaikan jumlah penderita DBD dibanding tiga tahun sebelumnya, yakni tahun 2016, 2017 dan 2018.

Dari data yang ada, diawal Januari 2019 ini diketahui ada enam kasus DBD. Masing-masing tiga orang di Desa Jati dan Desa Geneng. Kasus yang terjadi tidak sampai menyebabkan kematian. “Karena sudah ada kasus yang terkena atau menderita DBD maka penanganannya lebih giat lagi. Tidak sekedar sosialisasi saja tapi juga pengobatan pada penderita,” ujarnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments