Ragam  

Petani Sukoharjo Bersama Dandim, Distankan, dan PBI Lepas Tyto Alba Predator Alami Hama Tikus

Petani Sukoharjo bersama Dandim, Distankan, dan PBI melepas tyto alba, predator alami hama tikus, Kamis (20/2/2025).

Sukoharjonews.com – Hama tikus masih jadi ancaman petani Sukoharjo. Untuk itu, Pengembangan dan Pelestarian Tyto Alba Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Harmoni Sukoharjo melepas tyto alba atau burung hantu sebagai predator alami tikus. Pelepasan dilakukan di area persawahan Kampung Klurahan, Sukoharjo, Kamis (20/2/2025).

Pelepasan tersebut dilakukan bersama Dandim 0726 Sukoharjo, Letkol Inf Supri Siswanto, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, Pelestari Burung Indonesia (PBI), dan lainnya.

Ketua P4S Harmoni, Kardiman mengatakan, P4S konsisten melakukan pengembangan dan pelestarian tyto alba. Fokus kegiatan selama ini adalah pembesaan dan memelihara anakan tyto alba. P4S Harmoni sendiri didirikan tahun 2022 lalu.

“Hingga saat ini kami rutin melepaskan tyto alba dewasa sebagai predator alami hama tikus,” ujarnya.

Kardiman juga mengatakam, di kawasan tersebut terdapat 20 rumah burung hantu (rubuha) yang masih layak dan 48 unit rubuha dalam kondisi rusak. Menurutnya, jumlah rubuha saat ini lebih sedikit dibandingkan dengan populasi tyto alba saat ini.

“Kami harap dengan kegiatan ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan tyto alba,” ujarnya.

Kepala Distankan Sukoharjo, Bagas Windaryatno menyatakan dukungannya dengan kegiatan pelepasan tyto alba tersebut. Pasalnya, hal tersebut sebagai upaya pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan.

“Upaya ini sekaligus sebagai dukungan petani Sukoharjo untuk mewujudkan swasembada pangan yang dicita-citakan Presiden Prabowo,” ujarnya.

Bagas juga mengatakan, kunci swasembada pangan adalah bertambahnya luasan area panen. Untuk itu, mau tidak mau petani harus melakukan tanam dan panen tiga hingga empat kali dalam setahun.

“Kebutuhan pupuk subsidi juga ditambah dari 4.5 juta ton setahun menjadi 9,5 juta per tahun sehingga cukup untuk tiga kali tanam. Harga Pembelian Pemerintah atau HPP juga dinaikkan dari Rp6.000 menjadi 6.500,” ujarnya.

Sedangkan Dandim 0726 Sukoharjo, Supro Siswanto mengungkapkan, Program Asta Cita Presiden Prabowo adalah mewujudkan swasembada pangan secepat cepatnya. Untuk itu, pelepasan tyto alba tersebut juga bentuk dukungan untuk mewujudkan program tersebut yang ramah lingkungan.

“Sukoharjo jadi “role model” pertanian nasional karena produktivitas pertanian tertinggi, yakni 70,89,” ujarnya.

Menurutnya, Kabupaten Sukoharjo mendapat target 60.255 hektar area panen, disisi lain sawah lestari hanya berkisar 22 ribuan hektar. Untuk itu, jalan satu-satunya harus bisa panen tiga hingga empat kali.

“Dengan pelepasan tyto alba ini diharapkan membantu membasmi hama tikus karena sangat efektif. Tiap malam, satu burung membunuh lima ekor tikus, kalau ada 100 burung kalikan saja,” tambahnya. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *