Penting Diketahui, Begini Penjelasan tentang Sunnah dan Bid’ah

Pengertian sunnah dan bid’ah. (Foto: Freepik)

Sukoharjonews.com – Sungguh, kalian telah berbuat bid’ah secara zhalim, dan kalian telah merasa lebih berilmu daripada segenap Sahabat Muhammad.

Dikutip dari Humayro, Jumat (4/7/2025), apabila ada yang bertanya: “Kamu memuji sunnah dan mencela bid’ah. Sebenarnya apakah sunnah dan bid’ah itu? Pasalnya, kami melihat bahwa setiap ahli bid’ah-menurut kami-mengklaim dirinya termasuk Ahlus Sunnah!”

Maka jawabannya adalah; Sunnah menurut bahasa berarti jalan. Tidak diragukan lagi, para penukil hadits serta atsar yang mengikuti jejak Rasulullah dan para Sahabat, mereka ini adalah Ahlus Sunnah. Pasalnya, mereka berada di atas jalan yang belum tercemarkan oleh perkara-perkara baru, karena semua yang baru di dalam syariat (bid’ah) serta berbagai macam bid’ah itu muncul setelah masa beliau dan para Sahabatnya.

Sedangkan bid’ah adalah kata untuk mengungkapkan segala sesuatu (perbuatan) yang sebelumnya tidak ada lalu diada-adakan. Umumnya bid’ah menyelisihi syariat, dan ia mengharuskan adanya penambahan ataupun pengurangan terhadap syariat Islam. Bahkan jika ada suatu bid’ah yang tidak menyelisihi syariat serta tidak melazimkan adanya penambahan ataupun pengurangan, mayoritas ulama Salaf tetap saja membencinya. Mereka memberikan peringatan yang keras kepada orang-orang dari segala bentuk bid’ah, dalam rangka memelihara dasar beragama, yaitu ittiba’, mengikuti atau meneladani Rasulullah.

Zaid bin Tsabit berkata kepada Abu Bakar dan Umar, saat keduanya meminta kepadanya: “Kumpulkanlah al-Qur-an!” Zaid menanggapinya: “Bagaimana kalian berdua hendak melakukan sesuatu hal yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah (yakni bid’ah secara bahasa)?”

Abul Bakhtari ته mengutarakan: “Seorang laki-laki mengabarkan kepada Abdullah bin Mas’ud, bahwasanya sekelompok orang duduk di masjid seusai shalat Maghrib. Dan di antara mereka itu ada seorang laki-laki yang menyerukan: ‘Bertakbirlah sekian, bertasbihlah sekian, dan bertahmidlah sekian.’ Maka Abdullah pun menegaskan: ‘Apabila engkau melihat mereka melakukan amal itu lagi, maka datanglah dan kabarkanlah kepadaku di mana majelis mereka berada.’

Laki-laki itu kemudian mendatangi mereka dan duduk. Ketika dia mendengar apa yang mereka ucapkan, dia berdiri lalu melaporkan hal ini kepada Ibnu Mas’ud. Seperti diketahui, Ibnu Mas’ud adalah orang yang bersikap keras atau tegas. Sahabat ini pun mendatangi orang-orang yang melakukan amalan tersebut seraya menyatakan:

‘Aku ini adalah Abdullah bin Mas’ud. Demi Allah yang tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi kecuali Dia. Sungguh, kalian telah berbuat bid’ah secara zhalim, dan kalian telah merasa lebih berilmu daripada segenap Sahabat Muhammad.

Amr bin Utbah lantas berkata: ‘Aku memohon ampun kepada Allah.’

Ibnu Mas’ud melanjutkan: ‘Hendaklah kalian berpegang teguh kepada jalan yang lurus (yakni jalan Rasulullah dan para Sahabat). Jika kalian menoleh ke kanan dan ke kiri, niscaya kalian akan benar-benar tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *