Penampakan Proyek Bendungan Budong-Budong, Upaya Atasi Kekeringan dan Perkuat Ketahanan Pangan di Sulbar

PT Brantas Abipraya bangun Bendungan Budong-Budong untuk atasi kekeringan, kendalikan banjir, dan dorong ketahanan pangan serta ekonomi Sulbar. (Foto: Dok Brantas Abipraya)

Sukoharjonews.com (Jakarta) – Pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamaju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tengah dibangun oleh PT Brantas Abipraya. Pembangunan ini merupakan upaya untuk menghadapi risiko kekeringan yang terus meningkat di wilayah timur Indonesia.

Proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan juga mendukung Program Asta Cita yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Di tengah kondisi iklim yang makin tidak menentu, keberadaan Bendungan Budong-Budong akan memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar.”
“Bukan hanya sebagai penampung air, tetapi juga sebagai penyelamat ketahanan pangan dan penjaga keberlanjutan kehidupan masyarakat lokal,” ujar Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Dian Sovana, dikutip dari laman KabarBUMN, Minggu (6/7/2025).

Proyek bendungan ini dimulai pada tahun 2020 dan disahkan sebagai PSN berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. Pemerintah merancang proyek ini sebagai solusi atas keterbatasan pasokan air di daerah yang sangat mengandalkan musim hujan. Kehadiran bendungan ini diharapkan bisa memperkuat pasokan air secara berkelanjutan di kawasan tersebut.

Bendungan Budong-Budong mampu menampung hingga 65,18 juta meter kubik air, dan dirancang untuk mengairi lahan pertanian seluas 3.577 hektare. Selain itu, bendungan ini menyediakan air baku sebanyak 410 liter per detik untuk keperluan rumah tangga, fasilitas umum, dan kebutuhan industri.

“Ini adalah bentuk kontribusi nyata Brantas Abipraya dalam menjawab tantangan kekeringan dan perubahan iklim. Dengan suplai air yang stabil, masyarakat tidak lagi bergantung sepenuhnya pada musim hujan,” tambah Dian Sovana.

Tak hanya untuk pertanian dan penyediaan air bersih, Bendungan Budong-Budong juga memainkan peran penting dalam pengendalian banjir. Daerah-daerah rawan banjir seperti Topoyo, Karossa, dan Budong-Budong akan diuntungkan dengan kemampuan bendungan ini dalam mereduksi debit banjir hingga 60 persen.

Perlindungan ini sangat penting bagi keberlangsungan permukiman dan lahan pertanian di wilayah tersebut. Selain fungsi utamanya, bendungan ini dirancang sebagai fasilitas multifungsi dengan potensi pembangkit energi terbarukan.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,6 megawatt (MW) menjadi bagian dari sistem ini, sejalan dengan visi transisi energi nasional yang mengedepankan sumber daya ramah lingkungan.

Manfaat lainnya dari proyek ini adalah terbukanya peluang pengembangan kawasan wisata dan ekowisata di sekitar bendungan. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat mulai merintis pemanfaatan area sekitar bendungan untuk mendukung pariwisata komunitas.

Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pelaku UMKM, ekonomi kreatif, serta sektor informal lainnya di Mamuju Tengah. Dengan rampungnya pembangunan Bendungan Budong-Budong, PT Brantas Abipraya kembali menegaskan komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dasar.

Proyek ini tidak hanya ditujukan sebagai solusi jangka pendek terhadap kekeringan, tetapi juga sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

“Setiap infrastruktur yang kami bangun harus memberikan manfaat jangka panjang, bukan hanya dalam hal teknis tapi juga sosial dan ekonomi.”

“Bendungan Budong-Budong adalah simbol kolaborasi dan masa depan berkelanjutan untuk Sulawesi Barat,” tambah Dian. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *