Sukoharjonews.com (Polokarto) – Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur meminta Balai Besar Wilayah Sungao Bengawan Solo (BBWSBS) tidak melakukan penutupan Dam pada 1 Oktober nanti. Pasalnya, petani yang selama ini menggunakan air irigasi dari Dam tersebut sangat membutuhkan air di masa tanam 3 (MT 3) ini.
“Berdasarkan pengamatan di lapangan, masa tanam 2 mundur sehingga untuk masa tanam 3 juga ikut mundur. Untuk itulah petani meminta Dam Colo tidak ditutup pada Oktober nanti,” ujar Ketua P3A Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto, Selasa (31/8/2021).
Dikatakan Jigong yang juga Kepala Desa (Kades) Pranan, Kecamatan Polokarto tersebut, petani sangat berharap dimasa pandemi corona ini Dam Colo tidak ditutup agar panen MT 3 bisa berhasil. Menurutnya, petani khawatir jika Dam Colo ditutup pada 1 Oktober nanti hasil panen padi tidak bisa maksimal.
Pada 1 Oktober nanti, ujar Jigong, usia tanaman padi berkisar antara 30 sampai 45 hari sehingga perlu diselamatkan dengan memenuhi kebutuhan air dari Dam Colo. Terlebih lagi, informasi yang dia terima stok air do Waduk Gajah Mungkur sangat memungkinkan untuk dialirkan.
“Kami sudah mengirimkan surat ke BBWSBS pada 8 Agustus lalu dengan tembusan Gubernur dan juga Bupati. Kami harap permohonan petani dapat dikabulkan,” kata Jigong.
Terkait permohonan ke BBWSBS tersebut, Jigong mengaku sudah mendapatkan balasan surat yang menyatakan ditutup tidaknya Dam Colo akan dirapatkan pada 2 September mendatang. Jigong menambahkan, terdapat sekitar 7.000 hektar lahan sawah di Sukoharjo yang tergantung pada air Dam Colo Timur.
Terkait permohonan petani tersebut, Kades Karangwuni, Polokarto, Hartono memberikan dukungannya. Menurutunya, saat ini petani di Karangwuni juga sudah mulai tanam untuk MT 3. Terdapat sekitar 120 hektar lahan sawah di Desa Karangwuni yang juga bergantung pada aliran air Dam Colo Timur.
“Harapan kami tidak ada penutupan Dam Colo tahun ini. Di masa pandemi ini petani sangat kesulitan sehingga berharap MT 3 ini bisa panen,” ujarnya. (erlano putra)
Facebook Comments