Mengenal Batik Trusmi Cirebon, Asal-usul dan Sejarahnya

Batik Trusmi Cirebon. (Foto: Kemenpar)

Sukoharjonews.com – Masyarakat mengenal Cirebon sebagai Kota Udang mengacu kepada mayoritas mata pencaharian masyarakat Cirebon tepatnya di abad ke-15 sebagai nelayan udang rebon. Udang tersebut dibuat terasi dan petis untuk kemudian diserahkan kepada Kerajaan Pajajaran sebagai upeti. Tapi tahukah Anda jika sebenarnya Cirebon juga cukup dikenal dengan Batik Trusminya?

Dikutip dari laman Kemenpar, Minggu (19/1/2025), Batik Trusmi Cirebon merupakan salah satu batik yang terkenal di Indonesia. Lokasi pembuatannya terpusat di Kecamatan Plered, sekitar empat kilometer di sebelah barat pusat Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Kepopuleran ini membuat daerah asalnya mendapat julukan Kampung Batik Trusmi.

Sebelum berbelanja batik Trusmi, simak dulu sejarah di balik nama besar Batik Trusmi yang kini telah menjadi ikon ekonomi kreatif di Cirebon juga sebagai warisan budaya Indonesia.

Asal-usul Batik Trusmi

Batik Trusmi Cirebon. (Foto: Kemenpar)

Batik Trusmi Cirebon sudah ada sejak abad ke-14. Batik Trusmi ini lahir di sebuah daerah yang terdapat banyak tumbuh-tumbuhan, kemudian warga setempat menebang tumbuhan tersebut. Namun, setelah ditinggalkan sebentar, tumbuhan itu tumbuh kembali. Berawal dari fenomena inilah tanah tersebut dinamakan Trusmi yang merupakan singkatan dari kata ‘terus bersemi’.

Asal mulanya, Sang Sultan Kraton pernah meminta kepada warga Trusmi untuk membuatkan dirinya batik yang sama persis seperti miliknya tanpa memberikan contoh, para warga hanya diperbolehkan melihat motifnya saja. Saat sudah jatuh tempo, warga Trusmi itu kemudian datang kembali dengan membawa batik yang telah selesai dibuat.

Kemudian warga Trusmi ini meminta lembaran batik yang asli kepada Sultan, lalu dibungkusnya kedua batik itu dengan bungkusan yang sama. Momen penentuan pun tiba, warga Trusmi meminta Sultan untuk menentukan mana batik yang asli dan mana yang merupakan duplikatnya. Karena kemampuan membuat batik duplikat yang sangat presisi, Sultan pun tak menemukan perbedaan antara batik yang asli miliknya dengan batik duplikat karya warga Trusmi tersebut. Sehingga, warga Trusmi mendapat pengakuan dari Sultan akan kemampuan membatik dan kualitas batiknya.

Sekarang ini, tak hanya warga Trusmi saja yang membatik, karena para warga dari daerah sekitar, seperti Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah turut berkontribusi dalam pembuatan Batik Trusmi ini.

Pembuatan Batik Trusmi

Batik Trusmi Cirebon. (Foto: Kemenpar)

Semula batik dibuat dengan bahan berwarna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Namun dewasa ini, batik juga bisa dibuat dengan bahan lainnya, seperti; sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya. Sementara motif batik dibuat dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus dan kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kainnya.

Kemudian kain yang telah dilukis dengan lilin dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna yang lebih muda, lalu dilanjutkan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis Batik Trusmi

Batik Trusmi Cirebon. (Foto: Kemenpar)

Seperti halnya batik lainnya, batik Trusmi juga menawarkan beberapa jenis batik untuk bisa dipilih sesuai selera masing-masing. Ada dua jenis batik Trusmi yang utama, yaitu batik tulis dan batik cap. Sampai saat ini, kedua jenis batik ini masih terus diproduksi karena memiliki penggemar beratnya masing-masing.

Yang pertama batik tulis, sesuai namanya batik jenis ini menggunakan media kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Proses pembuatan batik jenis ini memerlukan waktu yang lumayan lama, yakni sekitar 2-3 bulan, sehingga harganya pun agak lebih mahal dari jenis lainnya.

Yang kedua adalah batik cap, menggunakan media kain yang dihias dengan tekstur dan corak serta hiasan batik menggunakan cap. Cap ini biasanya dibuat dengan menggunakan bahan tembaga, dan dapat digunakan berkali-kali. Proses pembuatan batik jenis ini butuh waktu sekitar 2-3 hari, sehingga harganya pun jauh lebih murah. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *