Ragam  

Lama Tak Ada Kabar, DPRD Pertanyakan Normalisasi Kali Langsur

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Rencana normalisasi Kali Langsur sudah muncul beberapa tahun lalu. Namun, hingga kini tidak ada kabar lagi kapan normalisasi tersebut akan direalisasikan. Untuk itu, DPRD Sukoharjo dalam hal ini Komisi III mempertanyakan komitmen Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) terkait program normalisasi tersebut. Pasalnya, rencana tersebut sudah bergulir cukup lama dan sangat dinantikan oleh masyarakat Sukoharjo dalam upaya mengatasi banjir di wilayah perkotaan.



“Rencana sudah lama, bahkan Komisi III juga pernah beraudiensi dengan BBWSBS terkait normalisasi tersebut. Namun, hingga kini belum ada kabar lagi,” tandas Ketua Komisi III DPRD Sukoharjo Dahono Marlianto, Selasa (23/7).

Dikatakan politisi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut, permasalahan tidak hanya sebatas Kali Langsur saja, melainkan juga sungai-sungai alam yang menjadi kewenangan BBSBWS. Menurutnya, sampai saat ini sungai-sungai banyak yang mengalami pendangkalan, sedimentasi dan penyempitan yang luar biasa. Dahono juga mempertanyakan masalah pompanisasi pada aliran anak Sungai Bengawan Solo dengan mendatangkan mobil pompa. Namun, jelas Dahono realisasi pompanisasi juga tidak ada.

Dahono mengaku, selama ini Sukoharjo sudah berkali-kali minta meminta normalisasi, minimal pengerukan terlebih dahulu. Namun, hingga saat ini tidak ada tindak lanjut sama sekali. Untuk itu, Dahono mengajak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk bersama-sama ke BBSBWS dan mempertanyakan komitmennya.

Sebelumnya, BBWSBS menyatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait normalisasi anak Sungai Bengawan Solo. Kasi Program Bidang Perencanaan Umum dan Program BBWSBS Surakarta, Rifki Maulana mengatakan, pengajuan normalisasi sudah diterima dan ditindak lanjuti dengan pembuatan desain. Sedangkan realisasinya masih menunggu keputusan pusat.

“Kami disini kami hanya pelaksana kebijakan. Jadi, semuanya menunggu pemerintah pusat,” jelasnya.

Rifki menerangkan ada 16 titik yang diajukan perbaikan oleh Pemkab Sukoharjo. Namun, setelah dilakukan pengecekan dan identifikasi, hasilnya hanya empat titik yang perlu dilakukan penambahan pompa. Sebanyak empat titik tersebut seperti di Dukuh Trajukuning dan Plosokuning, Desa Pandeyan, Kelurahan Telukan, Grogol, Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Dukuh Tegalrejo, Desa Jetis, Kecamatan Sukoharjo. Sedangkan lainnya hanya memerlukan perbaikan pintu air. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *