Kisah Warni, Jemaah Haji Indonesia yang Terpisah dengan Suami 3 Jamdi Jamarat Mina

Petugas pos Jamarot membantu jemaah yang terpisah dari suaminya. (Foto: Dok Kemenag)

Sukoharjonews.com (Makkah) – Selama puncak haji, Kawasan Jamarat, Mina, Arab Saudi sangat padat. Usai melontar jumrah, dengan padatnya kawasan seringkali menyebabkan jemaah terpisah dengan rombongan.

Seperti yang dialami oleh jemaah perempuan paruh baya ini. Wajahnya pucat dan ia tampak letih. Sambil melangkah lunglai ia menghampiri dua petugas berseragam biru dengan tanda petugas haji Indonesia di lantai tiga jamarat.

Perempuan paruh baya itu bernama Warni. Ia merupakan salah seorang jemaah haji asal Kota Surabaya yang kebingungan di tengah kerumunan jemaah dari penjuru dunia.

“Pak tolong, saya terpisah dari suami saya. Ini nomor hp suami saya, “ kata Warni dengan tangan gemetar kepada Feri Eka Susila, petugas PPIH Posko 5 Jamarat, dikutip dari laman Kemenag, Selasa (10/6/2025).

“Ibu tenang yaa, suami ibu akan kami cari. Tenang ya bu, “ sambut Feri sambil menenangkan jemaah.

Warni mengaku sudah tiga jam terpisah dari sang suami. Meski masih bisa berkomunikasi via hp, namun pasangan ini tetap tidak bisa bertemu lantaran bingung dengan situasi di kawasan jamarat yang begitu luas.

Petugas pun menghubungi suami Bu Warni yang ternyata sudah berada di lantai bawah atau pintu keluar jemaah usai lontar jumrah. Setelah janjian di satu titik, petugas membawa Warni dengan menuruni tangga eskalator menuju lantai bawah.

Namun, usaha mempertemukan Bu Warni dengan suaminya tidak mudah. Tanda berupa foto dinding yang dikirim suami Bu warni melalui WA ternyata begitu banyak ditemui di lantai dasar dan semuanya sama.

Tanpa menunggu lama, petugas bertanya ke askar yang tengah berjaga di seberang tangga eskalator dan ia pum menunjuk ke arah kanan yang jauhnya sekitar 150 menter. Baru beberapa langkah, Bu Warni melihat suaminya dari kejauhan sambil melambaikan tangan.

Keduanya akhirnya dipertemukan kembali. Bu warni memeluk erat suaminya dan terisak. Butiran bening penuh kebahagian tampak jatuh membasahi pipinya.

“Terima kasih atas bantuanya pak, terima kasih, saya bisa bertemu suami kembali. Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih Pak Petugas,” ucap Warni saat akan berpisah dengan petugas.

Pertemuan Bu Warni dengan suaminya usai dibantu petugas hanyalah sepenggal kisah dari banyak kisah dedikasi petugas PPIH Daker Bandara Posko Jamarat di Mina.

PPIH Posko Jamarat tidak sekadar menjadi kompas berjalan bagi jemaah Indonesia yang kesasar di kawasan Jamarat atau mengarahkan ke tenda Mina melainkan lebih dari itu.

PPIH Posko Jamarat kadang menjadi pelepas lelah bagi jemaah.Ada juga petugas memijit kaki jemaah yang keram, membantu jemaah kursi roda, hingga membantu jemaah yang tiba-tiba sakit usai melontar jumrah.

Ada kenyamanan tersendiri bagi jemaah Indonesia ketika bertemu petugas haji Indonesia di jalur Jamarat. Petugas ibarat oase di tengah gurun bagi jemaah haji Indonesia.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara sekaligus panglima operasional pasca Arafah mengatakan PPIH yang bertugas di pos jamarat terdiri dari 8 pos rute yang dipimpin oleh Kepala Pos dengan 16 anggota.

“Tugas utama dari PPIH Pos Jamarat adalah melayani jemaah haji Indonesia apa pun itu tanpa terkecuali. Mereka ada di sepanjang jalur bawah Jamarat dan jalur atas selama 24 jam dengan empat kali pergantian shift, “ kata Basir di Mekkah,

Basir menambahkan setiap pos jamarat yakni pos 2 – 8 akan memberikan laporan secara update dalam pelayanan kepada jemaah haji melalui group wa yang dilengkapi dengan bukti dokumentasi foto. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *