Ragam  

Dam Colo Resmi Ditutup 1 Bulan, Petani Kelimpungan Cari Alternatif Sumber Air

Dam Colo Nguter resmi ditutup per 16 Oktober 2022 dimana penutupan dilakukan selama satu bulan penuh. (Dok)

Sukoharjonews.com (Nguter) – Dam Colo di Kecamatan Nguter resmi ditutup per 16 Oktober 2022 pukul 06.00 WIB. Penutupan akan dilakukan selama satu bulan untuk keperluan pemeliharaan saluran. Penutupan tersebut membuat petani yang menggantungkan sumber air dari saluran Dam Colo mau tidak mau harus mencari sumber air lain untuk mengairi lahan sawahnya.


Untuk mengairi lahan sawah, banyak petani yang menggunakan pompa air untuk menyedot air dari sumur pantek. Namun, tidak sedikit pula yang menggantungkan nasib tanaman padinya pada air hujan.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, mengatakan, selama penutupan pintu air Dam Colo Nguter dipastikan air tidak lagi mengalir di saluran irigasi. Dampaknya, lahan pertanian disepanjang aliran irigasi Dam Colo tidak mendapat pasokan air sehingga berakibat sawah kekurangan air.

“Penutupan tentu saja berdampak pada petani yang sekarang sedang melakukan olah tanah dan membutuhkan banyak pasokan air,” ujar Jigong, Senin (17/10/2022).

Menurutnya, P3A Dam Colo Timur mendapat keluhan dari banyak petani sejak Minggu (16/10). Pasalnya, petani sangat berharap mendapat banyak air untuk memenuhi kebutuhan olah tanah.

“Petani jelas kelimpungan dan P3A Dam Colo Timur sudah mengajukan keberatan kepada BBWSBS selaku pengelola Dam Colo Nguter. Saat ini petani sangat membutuhkan banyak pasokan air bersamaan dengan jadwal olah tanah. Tapi, pintu air Dam Colo justru tetap dipaksakan ditutup dan dipastikan saluran irigasi kering tidak lagi mengaliri air ke sawah petani,” ujarnya.


Jigong menjelaskan, jadwal olah tanah dilakukan petani sejak sepekan terakhir untuk MT III padi. Olah tanah dilakukan baik petani yang masuk program IP400 atau empat kali tanam empat kali panen padi dan petani diluar program tersebut.

“Total ratusan hektar sawah sekarang sedang olah tanah dan dipastikan kekurangan air karena pintu air Dam Colo ditutup. Petani hanya berharap hujan turun, kalau tidak jelas berpengaruh pada jadwal tanam,” lanjutnya.

Menurutnya, petani yang sedang melakukan olah tanah seperti di sawah di wilayah Desa Pranan Kecamatan Polokarto hingga Desa Wirun Kecamatan Mojolaban. Petani selain berharap mendapat pasokan air dari hujan, juga mengandalkan air dari sumur pantek.

“Kami tidak tahu kenapa harus setiap tahun ada agenda rutin penutupan pintu air Dam Colo. Apakah dengan ditutup itu ada agenda pembangunan, perawatan atau lainnya kami tidak tahu. Petani sejak awal sudah meminta kebutuhan air harus dipenuhi. Apalagi sekarang olah tanah butuh banyak pasokan air,” tandas Jigong.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengatakan, penutupan pintu air Dam Colo Nguter menjadi agenda rutin tahunan BBWSBS. Dinas sudah berusaha membantu petani dengan meminta pada BBWSBS untuk mempertimbangkan terkait jadwal penutupan. Hasilnya pihak BBWSBS menjadwal ulang penutupan pintu air dari sebelumnya 1 Oktober menjadi 16 Oktober.

“Dari BBWSBS memang seperti itu harus menutup pintu air Dam Colo Nguter selama satu bulan setiap tahun. Petani nantinya tetap akan kami bantu memenuhi kebutuhan air,” ujarnya. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *