Sawah Tadah Hujan Mulai Kesulitan Air Untuk Mengairi Lahan

Lahan sawah tadah hujan di sejumlah wilayah mulai dilanda kekeringan. Petani terpaksa menyedot air dari sumur pantek.

Sukoharjonews.com (Kartasura) – Memasuki musim kemarau, sawah tadah hujan disejumlah wilayah di Sukoharjo mulai mengalami kesulitan mendapatkan air. Untuk bisa mengairi lahan sawahnya, petani pun terpaksa menggunakan sumur pantek. Akibatnya, terjadi pembengkakan biaya untuk sewa mesin diesel dan membeli bahan bakar.



Salah satu petani di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura Sulardi, mengatakan, selama ini lahan sawahnya termasuk tadah hujan. Karena sudah lama tidak turun hujan, lahan sawahnya oun mulai kering. Kondisi tersebut membuat olah tanah untuk musim tanam II (MT II) menjadi terkendala. Pasalnya, saat olah tanah dibutuhksn banyak pasokan air agar pengolahan bisa berjalan dengan lancar.

“MT I baru saha panen dan mau tanam MT II, namun kondisi sawah kering tidak ada air karena sekarang sudah masuk musim kemarau,” ujarnya, Senin (4/6).

Menurutnya, pengolahan tanah dilakukan Sulardi dengan mengambil air dari sumur pantek. Untuk itu, dirinya pun harus menyewa mesin diesel dan membeli bahan bakar. Untuk pengolahan tanah hingga perawatan selama satu bulan butuh biaya lebih dari Rp500 ribu. Biaya tersebut untuk sewa mesin diesel dan membeli bahan bakar. Dia memperkirakan biaya akan lebih besar hingga panen nanti.

Hal senada diungkapkan petani asal Desa Mayang, Kecamatan Gatak Warni. Dia mengaku sudah melakukan MT II padi pada Mei lalu. Kondisi tanaman padinya sekarang sudah berumur lebih dari satu minggu. Selanjutnya dilakukan perawatan rutin dengan menambah suplai air dari sumur pantek.

Air sengaja diambilkan dari sumur pantek karena kondisi sawah sekarang kering akibat kemarau. Apabila tidak disuplai maka dikhawatirkan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. “Sawah saya tadah hujan, jadi kalau tidak ada hujan, sawah kering. Terpaksa harus ambil air dari sumur pantek,” katanya.

Warni mengaku dirinya sedikit beruntung tidak perlu sewa karena sudah memiliki mesin diesel sendiri. Meski begitu biaya tambahan dikeluarkan untuk membeli bahan bakar. “Tinggal perawatan dan menunggu panen MT II. Nanti setelah ini saat MT III saya juga akan masih tanam padi karena kemungkinan kemarau pendek dan setelah ini musim hujan lagi,” pungkasnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *