Ragam  

Perwakilan FAO Kembali Kunjungi Desa Geneng, Ini Yang Mereka Lakukan

Perwakilan Tetap FAO di saat berkunjung ke Desa Geneng, Gatak, saat musim tanam. Perwakilan FAO kembali datang saat panen tiba, Selasa (16/1).

Sukoharjonews.com (Gatak) – Desa Genang, Kecamatan Gatak kembali dikunjungi perwakilan dari Food and Agriculture Organization (FAO). Perwakilan yang datang sebanyak 13 orang yang berasal dari 13 negara yang berbeda. Kedatangan perwakilan FAO ke Desa Geneng, Gatak bukannya tanpa maksud. Ada misi khusus yang mereka lakukan di desa tersebut. Apa itu?



Kedatangan perwakilan FAO tersebut dalam rangka untuk memperdalam ilmu Mina Padi di Desa Geneng. Perwakilan FAO terjun langsung ke lapangan melihat pertanian Mina Padi di Desa Geneng. Kunjungan perwakilan FAO tersebut merupakan kali kedua karena kunjungam pertama dilakukan tahun lalu. “Tentu sangat membanggakan pertanian model mina padi di Sukoharjo menjadi lokasi untuk belajar perwakilan FAO,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti.

Lebih lanjut dikatakan Netty, saat ini ada dua wilayah yang menerapkan sistem pertanian mina padi. Masing-masing di Desa Geneng, Kecamatan Gatak dan Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari. Proses produksi padi di lahan mina padi diakuinya lebih baik. Tahun 2018 lalu, laham pertanuan yang menetapkan pertanian mina padi seluas 18 hektar. Tiap hektar lahan bisa menghasilkan 8,726 to gabah kering panen dengan biaya per hektar Rp7 juta.

Padahal, ujar Netty, jika dibandingkan dengan lahan non mina padi, per hektar hanya menghasilkan 8,6 ton per hektar dengan biaya Rp9 juta. Dengan kata lain, pertanian mina padi lebih menguntungkan dengan biaya yang relatif lebih ringan. “Perwakilan FAO yang datang berasal dari Thailand, Myanmar, Vietnam, Laos, Timur Leste, China dan lainnya,” ujar Netty.

Selain keuntungan produktivitas padi yang lebih banyak, keuntungan lainnya adalah produksi ikan 1.100 kg per ha. Selain itu, produksi beras juga lebih bagus lantaran tidak menggunakan pestisida. Tahun 2019 ini, Dinas Pertanian dan Perikanan melakukan perluasan lahan yang menggunakan sistem nina padi. Dari 18 hektar di tahun 2018 dinaikkan menjadi 37 hektar. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments