Ragam  

Pengibaran Bendera HUT Kemerdekaan di Alun-Alun Lancar, Atraksi Terjun Payung Batal

Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-74 Pemkab Sukoharjo di Alun-Alun Satya Negara berjalan lancar, Sabtu (17/8).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Pemkab Sukoharjo menggelar upacara bendera Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-74 di Alun-Alun Satya Negara, Sabtu (17/8). Pelaksnaaan upacara khususnya pengibaran bendera merah putih oleh Paskibraka berjalan lancar. Tidak ada kasus bendera terlipat. Hasil latihan selama 20 hari Paskibraka membuahkan hasil yang maksimal. Meski begitu, anggota Paskibraka masih memiliki satu tugas lagi, yakni penurunan bendera sore nanti.



Dalam upacara tersebut, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya selaku Inspektur Upacara membacakan sambutan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Sambutan Gubernur sendiri pada intinya adalah perbedaan suku, agama, ras, dan golongan menjadi modal dasar terwujudnya persatuan dan kesatuan. Adanya perbedaan itu bukan alasan untuk munculnya perpecahan. Mengutip ungkapan Gus Dur, orang tidak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu ketika berbuat baik.

“Dalam masa perjuangan setelah kemerdekaan ini sudah semestinya kita tidak membedakan suku, agama atau pun ras. Tak peduli warna kulit, rambut, jenis kelamin, kaya atau pun miskin. Semua sama di mata negara,” ujar Bupati.

Lebih lanjut dikatakan Bupati saat membacakan sambutan Gubernur, “founding fathers” bangsa ini telah memberi contoh lewat laku, bukan sekadar gembar gembor persatuan. Mereka berdarah-darah menegakkan kemerdekaan. Sebenarnya, masyarakat mewarisi semangat itu. Namun, karena kadang memupuk borok dalam dada, membuat terlena hingga dengan rasa tanpa dosa saling menghina dan mencerca, bahkan ada yang nekad hendak mengganti Pancasila.

Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong royong, yakni pembantingan – tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama!. Tekad kebersamaan, senasib sepenang-gungan inilah yang terus diemban untuk menghadapi zaman.

“Sejak dilahirkan, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari seringnya bencana alam, korupsi, konflik sosial, gerakan separatisme dan radikalisme. Belum lagi tantangan modernisasi,” ujarnya.

Usai upacara, tamu undangan serta masyarakat yang datang di alun-alun lantas menyaksikan atraksi drumband. Sedangkan atraksi terjun payung batal dilakukan. Terkait pembatalan tersebut, Kepala kasbangpol Sukoharjo, Gunawan Wibisono mengaku Kopassus terkendala pesawat yang belum siap untuk melakukan penerjunan sehingga dengan terpaksa atraksi dibatalkan. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *