Sukoharjonews.com (Kartasura) – Keberadaan gas elpiji/LPG 3 kilogram (kg) mulai sulit di lapangan. Pengecer pun banyak yang kehabisan stok. Sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut membuat warga resah warga karena dengan minimnya stok gas di pasaran membuat harganya pun mengalami kenaikan. Sulitnya mencapai gas 3 kg tersebut mulai terjadi dalam dua minggu belakangan ini.
“Selain sulit mendapatkan gas 3 kg, harganya pun naik kalau ada. Saat ini harganya juga naik menjadi Rp22 ribu hingga Rp23 ribu. Padahal, sebelumnya masih dibawah Rp20 ribu,” ujar salah satu warga Gumpang, Kartasura, Wahyu Ibadi, Kamis (30/8).
Wahyu mengaku, gas 3 kg mulai sulit didapat beberapa hari sebelum Idul Adha. Sampai saat ini, gas subsidi tersebut masih sulit dicari karena stok di warung atau pengecer juga kosong. Menurutnya, untuk mendapatkan gas 3 kg, dirinya terpaksa keliling kampung ke sejumlah pengecer di luar wilayah. Kosongnya stok gas 3 kg membuat banyak yang mencari bright gas 5,5 kg. Padahal, gas 5,5 kg juga sulit didapat karena tidak semua warung menyediakannya.
Warga berharap dinas terkait segera memberikan solusi dengan kondisi sulitnya mencari gas 3 kg maupun 5,5 kg di tingkat pengecer. Pasalnya, kondisi tersebut sudah sejak lama terjadi. Hal senada diungkapkan warga Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura Wiyadi. Menurutnya, sulitnya mendapat gas 3 kg sudah hampir satu bulan lamanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo Sutarmo mengaku sudah berkoordinasi dengan Hiswana Migas dan para agen untuk melakukan langkah penyediaan elpiji baik dalam kemasan 3 kg maupun 5,5 kg. Menurutnya, selama ini gas sudah dikirim dari agen ke pangkalan dan diteruskan ke pengecer dengan jumlah mencukupi. Ketersediaan barang diharapkan bisa mencegah gejolak pasar dan kenaikan harga.
“memang di beberapa wilayah sempat dapat ada laporan soal kelangkaan gas 3 kg dan sudah kami koordinasikan dengan Hiswana Migas dan para agen,” kata Sutarmo. (erlano putra)
Facebook Comments