![](https://sukoharjonews.com/wp-content/uploads/2025/01/mini_istockphoto-1036583030-612x612-1.jpg)
Sukoharjonews.com – Setiap orang pasti pernah bercanda. Selain bisa mencairkan suasana, bercanda pun bisa membuat seseorang yang suasana hatinya sedang buruk berubah menjadi lebih riang dan gembira. Ya, bercanda adalah salah satu cara berkomunikasi makhluk sosial untuk mengakrabkan diri. Bercanda pun bisa dilakukan untuk membuat hidup terasa lebih ringan di tengah gempuran tekanan
kehidupan.
Dikutip dari Bincang Syariah, pada Rabu (29/1/2025), Islam memperbolehkan segala sesuatu yang tidak merugikan, atau bahkan memberikan manfaat kepada sesama, misalnya bercanda. Tentunya Islam tidak membatasi gerak-gerik umatnya selama tidak melukai ajaran Islam sendiri. Begitupun dengan bercanda, bebas berseni macam apa saja asal tidak melukai syari’at yang ada. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda:
خالط الناس ودينك لا تكلمنه
Bergaullah kamu dengan manusia (namun) agamamu jangan kamu lukai
Bercanda dengan tidak melanggar ajaran agama termasuk salah satu etika dalam bercanda. Termasuk di dalamnya bercanda dengan ayat-ayat Allah, bercanda dengan berdusta, bercanda dengan menghina orang lain, atau jenis bercanda yang bisa merugikan orang lain. Satu yang penting untuk diketahui, bahwa bercanda dengan harapan menimbulkan tawa namun dusta itu tidak diperbolehkan. Kalaupun berniat untuk menghibur atau menciptakan suasana ramai, tetaplah dengan kabar atau data yang valid. Apabila seorang bercanda dengan kedustaan, ia telah keluar dari batasan mubah (boleh) kepada keharaman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah orang yang bercerita lalu berdusta untuk membuat tawa manusia, celakalah ia, celakalah ia.”
Jangan mencubit, jika tidak ingin dicubit. Begitulah banyak orang berkata tentang sebab akibat dalam kehidupan. Rasanya itu juga berlaku dalam rumusan bercanda. Dimana jika seseorang tak ingin mendapatkan keburukan, maka janganlah berbuat keburukan tersebut kepada orang lain. Seseorang tidak iseng (dalam artian bercanda) dengan hal-hal yang mengakibatkan sesuatu yang tak diinginkan. Perlakukan dengan baik, sebagaimana kita ingin diperlakukan baik oleh orang lain. Dalam hadis disebutkan:
فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
Maka siapa yang ingin untuk diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam jannah maka hendaknya kematian menjemputnya dalam keadaan ia beriman kepada Allah dan hari akhir. Hendaknya pula ia memperlakukan orang lain sebagaimana ia suka untuk diperlakukan.(cita septa)
Facebook Comments