Ragam  

DBD Hingga Mei, Terdapat 129 Kasus Satu Penderita Meninggal Dunia

Masyarakat diminta untuk tetap harus mewaspadai penyakit DBD. lustrasi: Depkes.go.id)

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Hujan memang sudah jarang turun. Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk mewaspadai akan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, hingga Mei ini sudah terdapat 129 kasus DBD di Sukoharjo dimana satu penderitanya diketahui meninggal dunia. Tahun 2018 lalu, jumlah kasus serta jumlah korban memang turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) tetap mewaspadai penyakit menular tersebut.



“Dibandingkan periode sama tahun lalu, ada peningkatan jumlah kasus DBD hingga Mei 2019 ini. Kasus DBD menyebar di 12 kecamatan,” terang Plt Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati, Selasa (14/5).

Yunia menyampaikan, satu kasus yang menyebabkan korban meninggal terjadi di Kecamatan Sukoharjo Kota. Menurutnya, untuk Kecamatan Sukoharjo Kota memang termasuk yang terbanyak temuan kasus DBD, yakni 24 kasus. Yunia menyebut Kecamatan Gatak menjadi kecamatan yang paling sedikit kasusnya karena baru mencapai satu kasus. Meski diprediksi sudah memasuki musim kemarau, DBD tetap harus diwaspadai.

Selama ini, ujar Yunia, DKK dan jajaran dibawahnya sudah melakukan antisipasi untuk menekan DBD. DKK juga sudah memberikan surat ke camat dan Puskesmas untuk mengoptimalkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Selain itu, penyelidikan epidemiologi juga dilakukan bersama Puskesmas. Yunia juga menyatakan, saat memeriksakan penyakit yang diduga DBD, diimbau untuk tidak melakukan shopping dokter.

“Artinya, bila sudah berobat di satu rumah sakit usahakan di tempat itu saja sampai sembuh. Sebab, bila berganti-ganti dokter nanti diagnosanya bisa berbeda,” ujarnya.

Selain itu, warga juga diminta agar tanggap kalau ada gejala, lebih baik segera di laboratoium agar hasilnya jelas. Yunia menambahkan, cara paling efektif untuk memberantas DBD adalah dengan PSN. Terlebih lagi untuk daerah yang dinyatakan sebagai endemis DBD. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *