Sukoharjonews.com – Sekitar 60% dari seluruh plastik yang diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk kemasan makanan. Artinya, dari 380 juta metrik ton plastik yang diproduksi pada tahun 2015, 228 juta metrik ton merupakan kemasan makanan.
Dikutip dari Healthline, Jumat (12/1/2024), karena dampak kemasan plastik yang tidak dapat terurai terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, banyak orang berjuang untuk secara drastis mengurangi produksi plastik dan meningkatkan daur ulang – serta mempromosikan kemasan makanan yang lebih ramah lingkungan.
Artikel ini menjelaskan perlunya kemasan makanan ramah lingkungan, mencantumkan 5 jenis kemasan yang patut dicoba, dan memberi tahu bahwa beberapa jenis kemasan yang harus dihindari.
Mengapa pengemasan pangan berkelanjutan itu penting?
Kekhawatiran khusus seputar plastik mencakup akumulasinya di lautan dan tempat pembuangan sampah, pembentukan mikro dan nanoplastik, dan paparan racun pada manusia ketika bahan kimia dalam kemasan makanan berpindah ke makanan.
Selain bahan kimia yang sengaja digunakan untuk memproduksi plastik, banyak ditemukan zat yang tidak sengaja ditambahkan (NIAS) pada kemasan makanan. Bahan kimia ini menimbulkan toksisitas dan risiko mengganggu endokrin pada manusia. Namun, alternatif kemasan ramah lingkungan kini semakin meluas.
Paket makanan ramah lingkungan ini sering kali menggunakan bioplastik berkelanjutan dan ekstrak nabati, seperti gandum, kayu, dan bambu, yang dapat terurai secara hayati, dapat digunakan kembali, dan bebas bahan kimia berbahaya.
Meskipun kemasan ramah lingkungan juga terbukti mengandung bahan kimia dan NIAS, penelitian menunjukkan bahwa pergerakan bahan kimia ke dalam makanan dan tubuh jauh lebih rendah dengan kemasan ramah lingkungan dibandingkan dengan plastik, sehingga lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Paparan bahan kimia dalam kemasan makanan tidak dapat dihindari, namun upaya untuk mengurangi perpindahan bahan kimia tersebut ke dalam makanan sangat penting bagi kesehatan manusia. Kemasan makanan plastik menimbulkan banyak risiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, termasuk penumpukan di lautan dan gangguan pada sistem endokrin dalam tubuh.
Pilihan kemasan makanan berkelanjutan
Berikut adalah 5 pilihan kemasan makanan ramah lingkungan yang lebih baik bagi bumi dan kesehatan Anda:
1. Wadah kaca
Kaca memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Kaca adalah bahan yang dapat digunakan kembali, didaur ulang, dan tahan lama serta mudah dibersihkan dan digunakan sebagai kemasan makanan yang dapat diangkut. Wadah makanan dan minuman berbahan kaca antara lain botol air dan kotak bento.
Namun, tutup kaca tidak anti bocor, sehingga tidak ideal untuk wadah portabel yang dibawa ke kantor, sekolah, atau jalan-jalan. Oleh karena itu, sebagian besar wadah makanan kaca yang dapat diangkut ini menggunakan tutup plastik yang dapat dikunci dengan segel silikon atau tutup bambu yang berfungsi ganda sebagai talenan portabel.
Pastikan untuk memilih kelopak mata yang bebas dari bisphenol-A (BPA), pengganggu endokrin yang diketahui berperan dalam infertilitas pria dan wanita serta perkembangan tumor. Kecuali jika rusak, wadah ini memiliki masa pakai 3,5 kali lipat dari plastik dan dapat didaur ulang jika dibuang, sehingga mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan.
2. Baja tahan karat
Baja tahan karat food grade tahan lama, bebas karat, dan tahan panas, menjadikannya pilihan yang aman untuk penyimpanan makanan. Itu juga dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Kotak makan siang bento baja tahan karat tersedia secara luas, namun sebagian besar produk menggunakan silikon untuk membuatnya bebas bocor, baik melalui segel silikon dengan klip baja yang dapat dikunci atau tutup silikon berwarna-warni, bebas BPA, dan aman untuk makanan.
Toples penyimpanan kaca dengan baja tahan karat, tutup kedap udara untuk menyimpan makanan dalam jumlah besar seperti tepung, biji-bijian, dan rempah-rempah menawarkan yang terbaik dari keduanya.
3. Bambu
Bambu dapat terurai secara hayati dan memiliki banyak sifat yang diinginkan untuk kemasan makanan, karena tahan lama dan tahan panas. Kemasan makanan berbahan bambu antara lain toples kaca meja dengan tutup bambu, kotak makan siang portabel bebas plastik dengan tutup bambu, kotak roti bambu, dan mangkuk saji bambu.
Ingatlah bahwa wadah makanan yang terbuat dari bambu atau serat tumbuhan lainnya kurang tahan lama dibandingkan wadah kaca atau baja tahan karat dan lebih mudah rusak.
4. Sekam padi
Sekam padi adalah produk sampingan dari pertanian padi yang berbiaya rendah, terbarukan, dan dapat terurai secara hayati. Dalam sebuah penelitian, sekam padi terbukti memiliki sifat bio-adsorben, yang berarti menyerap polutan dari lingkungan sekitarnya. Produk yang terbuat dari senyawa ini meliputi kotak makan siang yang dapat ditutup rapat dan mangkuk saji anti pecah.
5. Film agar-agar
Film gelatin menjadi lebih populer untuk kemasan makanan karena sifatnya yang tidak beracun, biaya rendah, dan kapasitas pembentukan film yang dapat diandalkan. Menurut Food and Drug Administration (FDA), gelatin umumnya diakui aman (GRAS) sebagai bahan tambahan makanan.
Film gelatin diisi dengan selulosa antimikroba, yang menghambat pertumbuhan patogen umum yang menyebabkan penyakit bawaan makanan, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli. Pengisi aktif ini menjadikan film gelatin sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan plastik konvensional.
Selulosa mikrokristalin (MCC) dan nanokristal selulosa rosin-grafted (r-CNCs) adalah dua bahan pengisi utama untuk kemasan makanan agar-agar. (khofifah-mg4/nano)
Facebook Comments