Sukoharjonews.com – Tim PPK Ormawa Himateta dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo berhasil lolos tahap pendanaan oleh belmawa di Program Pengembangan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPKO).
Ormawa Himateta merupakan satu-satunya tim ormawa di Univet Bantara Sukoharjo yang berhasil lolos program Abdidaya Ormawa 2024 yang di selenggarakan di Universitas Udayana Bali dan berhasil mendapat penghargaan predikat terbaik 4 dalam nominasi kategori “Tim dengan Partisipasi Masyarakat Tinggi” berkat program unggulan mereka, “Pengoptimalan Lahan untuk Pembuatan Kampung Konservasi Toga Desa Kepatihan.”
Program ini berfokus pada pemanfaatan lahan pekarangan di Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang selama ini kurang terkelola secara optimal. Melalui penanaman tanaman obat keluarga (TOGA), tim berharap dapat meningkatkan pemahaman kesehatan dan ekonomi masyarakat desa.
Ketua Tim, Banu Aji Wicaksono, menyebutkan program ini berawal dari hasil survei yang menunjukkan banyaknya pekarangan warga yang belum dimanfaatkan secara maksimal. “Kami melihat masih banyak lahan pekarangan yang kurang terawat. Dengan menanam tanaman obat, kami ingin mengubahnya menjadi area konservasi TOGA yang bermanfaat bagi kesehatan,” ungkap Banu, Jumat (29/11/2024).
Tim mengenalkan lima jenis tanaman obat kepada kelompok dasawisma setempat, yaitu jahe, kunyit, sereh, temulawak, dan kunir. Selain mudah ditanam dan dirawat, tanaman ini memiliki manfaat kesehatan yang penting sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.
Tiga Program Utama: Edukasi, Budidaya, dan Konservasi Toga
Program ini mencakup tiga kegiatan utama:
1. Rumah Edukasi TOGA: Tim mengadakan sosialisasi kepada 19 kelompok dasawisma, membahas jenis-jenis TOGA, manfaat, serta cara menanam dan merawatnya.
2. Rumah Budidaya TOGA: Bersama kelompok sasaran, tim memberikan pelatihan langsung dalam teknik budidaya TOGA, termasuk pengolahan tanah yang optimal. “Kami membantu penataan kebun dasawisma dan memperkenalkan teknik penanaman yang baik,” jelas Banu.
3. Rumah Konservasi TOGA: Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, tim menyosialisasikan manfaat tanaman obat kepada masyarakat luas.
Sebagai upaya lanjutan, Tim PPK Ormawa Himateta juga meresmikan TanoFit Cafe, kafe jamu berbasis TOGA, pada 29 Oktober 2024. Kafe ini diharapkan menjadi pusat ekonomi berbasis tanaman obat yang dikelola oleh kelompok dasawisma. Selain itu, tim berencana menyusun Surat Keputusan (SK) tentang biodiversitas tanaman obat serta mengelola kafe ini sebagai sumber ekonomi berkelanjutan.
Meskipun terdapat tantangan dalam hal waktu dan penjadwalan kegiatan, program ini mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat desa. Dengan kehadiran aktif ibu-ibu dasawisma, diharapkan program konservasi TOGA ini memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan ekonomi warga Desa Kepatihan serta menjadi model yang dapat ditiru oleh desa lain dalam mengelola lahan pekarangan secara produktif. (mg-02/nano)
Facebook Comments