Ragam  

Tekan Penularan Klaster Keluarga, Penjemputan Warga Positif Corona Untuk Isoter Terus Dilakukan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) yang juga Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona, Yunia Wahdiyati.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Upaya Satgas Penanganan Corona Sukoharjo untuk menekan penularan virus corona di lingkup keluarga terus dilakukan. Hal itu dilakukan dengan pemjemputan warga yang terkonfirmasi positif corona untuk menjalani isolasi terpusat (isoter) di Asrama Haji Donohudan (AHD) dan MerC UNS.




“Sampai pagi tadi sudah ada 64 warga yang dikirim ke isoter, masing-masing AHD 35 orag dan MerC UNS 29 orang dan pengiriman ke lokasi isoter tersebut terus dilakukan,” jelas Jubir Satgas Penanganan Corona Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Selasa (3/8/2021).

Yunia melanjutkan, dengan upaya tersebut diharapkan setiap kasus positif tanpa gejala dan gejala ringan harus diisolasi dan yang paling aman isoter di AHD dan MerC. Selama ini, penambahan kasus positif didominasi klaster keluarga. Bahkan, minggu kemarian penambahan kasus 100% dari klaster keluarga. Merujuk hal tersebut, tidak diperlukan bukti lagi jika potensi penularan keluarga cukup besar.

“Pengiriman warga yang positif untuk menjalani isoter bukan bentuk untuk mendiskriminasi kasus, tapi melindungi. Apalagi kalau ternyata dari keluarga tersebut ada komunitas rentan, seperti lansia, komorbid, ibu hamil, balita, dan lainnya yang rentan penularan corona,” jelas Yunia yang juga Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo tersebut.

Untuk yang positif, lanjut Yunia, kemungkinan tidak memiliki gejala atau gejala ringan, tapi tidak tahu untuk keluarga lain jika tertular corona. Jadi, harapannya bagaimana keluarga terdekat dari yang terkonfirmasi positif corona tidak tertular. “Sebenarnya gampang to, pisahkan dan selesai. Kalau dipisahkan, sumber infeksinya tidak ada dan untuk yang terinfeksi sudah ditata laksana dengan baik dan tidak ada penularan,” katanya.

Yunia juga mengatakan, penyisiran akan terus dilakukan, hal itu juga terkait dengan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri dan juga rekomendasi Satgas Corona di desa masing-masing. “Yang benar, pengiriman warga ke lokasi isoter bukan sekadar mengambil pasien positif saja, tapi harus melalui asesmen oleh tenaga kesehatan dulu,” paparnya.

Untuk hal lain seperti tentang kondisi rumah dan sebagainya bisa dilakukan oleh satgas, namun secara klinisnya yang menilai nakes di Puskesmas. Setelah asesmen dilakukan maka dikeluarkan surat rujukan yang menyebutkan pasien tersebut harus diisolasi terpusat. (erlano putra)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *