Ortu Murid Datang ke DPRD Marah-Marah Gara-Gara Sistem Zonasi

Wali murid Deden Sumarna menunjukkan berkas pendaftaran PPDB online jenjang SMA di DPRD Sukoharjo, Kamis (4/7).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA dengan sistem zonasi mendapat banyak protes dari masyarakat Indonesia. Tak terkecuali di Sukoharjo dimana orang tua murid mengeluhkan sistem zonasi. Dengan sistem tersebut, nilai bagus murid justru kalah dengan murid yang jaraknya lebih dekat dengan sekolah. Bahkan, dengan sistem tersebut, banyak murid yang terlempar ke sekolah yang jaraknya sangat jauh dan berada di luar Sukoharjo.



“Katanya sistem zonasi ini untuk pemerataan, pemerataan yang bagaimana. Lha ini warga Sukoharjo malah tidak masuk di sekolah daerah sendiri. Makanya, pemerataan bagaimana yang dimaksud Mendikbus,” tandas orang tua murid, Deden Sumarna, Kamis (4/7).

Warga Kampung Kuncen RT 01/04, Kelurahan Wirogunan, Kartasura tersebut mengaku sistem zonasi tersebut tidak disosialisasikan sejak awal. Masyarakat baru tahu setelah pendaftaran. Deden mengaku, sebagai warga Wirogunan, anaknya mendaftarkan diri SMAN 1 Kartasura yang jaraknya 3,60 km dari rumahnya. Pilihan keduanya di SMAN 2 Sukoharjo yang ada di Mendungan, Pabelan, Kartasura, dan pilihan 3 SMAN 1 Banyudono, Boyolali.

Sayangnya, anaknya terlempar dari semua pilihan tersebut karena masalah jarak sehingga terpaksa masuk SMA swasta. Dengan sistem zonasi tersebut, Deden mengaku justru membuat calon murid dan orang tua murid menjadi stress. Deden mengaku anaknya terlempar dari sekolah pilihan ke-3 pada hari ketiga pendaftaran secara online karena jarak rumah dengan sekolah mencapai 7 km.

“SMAN 2 Sukoharjo di Pabelan justru banyak dimasuki murid dari Solo yang notabene lebih dekat karena sekolah ada di perbatasan. Masalahnya itu sekolah belum merata di semua wilayah. Keluhan ini juga mewakili wali murid lain,” jelasnya.

Deden menambahkan, akan menjadi lebih fair jika pendaftaran murid mengacu padqa tes atau menggunakan nilai Ujian Nasional (UN). Kalaupun pakai sistem zona, seharusnya tetap melihat nilai pendaftar, bukannya disamaratakan dengan sistem jarak. “Kan lucu nilai bagus justru kalah sama pendaftar yang lebih dekat dengan sekolah, padahal masih dalam satu zona. Kan tidak fair kalau gini,” tegasnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *