Sukoharjonews.com – Keringat merupakan respons alami tubuh untuk menjaga suhu tubuh tetap normal, terutama saat cuaca panas atau aktivitas fisik intens. Namun, bagi sebagian orang, produksi keringat berlebih dapat menjadi gangguan yang memengaruhi kualitas hidup. Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis, sebuah gangguan medis yang melibatkan produksi keringat berlebih bahkan saat tubuh tidak memerlukannya.
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, Jumat (29/11/2024), hiperhidrosis dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti tangan, kaki, wajah, atau ketiak. Penyebabnya bisa dikategorikan menjadi dua: hiperhidrosis primer yang biasanya terjadi tanpa pemicu jelas, dan hiperhidrosis sekunder yang terkait dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes, gangguan tiroid, atau menopause.
Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan fisik tetapi juga memengaruhi aspek emosional dan sosial penderitanya. Banyak yang merasa malu atau cemas saat harus bersosialisasi.
Penanganan Hiperhidrosis
Untungnya, beberapa metode pengobatan tersedia untuk mengatasi hiperhidrosis. Pilihan pengobatan meliputi:
1. Antiperspiran Khusus: Produk yang mengandung aluminium klorida dapat mengurangi produksi keringat.
2. Obat-obatan Oral: Beberapa obat membantu mengontrol aktivitas kelenjar keringat.
3. Terapi Botulinum Toxin (Botox): Suntikan botox dapat menghambat kerja saraf yang memicu keringat.
4. Iontophoresis: Teknik ini melibatkan aliran listrik ringan untuk mengurangi keringat di tangan atau kaki.
5. Operasi: Dalam kasus berat, prosedur seperti simpatektomi dapat dilakukan untuk memotong saraf tertentu.
Johns Hopkins Medicine menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter untuk menentukan metode yang paling sesuai. Dengan pengobatan yang tepat, penderita hiperhidrosis dapat mengelola kondisinya dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih percaya diri.
Keringat berlebih bukan lagi akhir dari kenyamanan, tetapi awal dari kesadaran untuk mencari solusi terbaik. (mg-02/nano)
Facebook Comments