
Sukoharjonews.com – Pembatasan kalori harian telah lama menjadi metode yang ampuh untuk menurunkan berat badan, dengan sesekali menyantap makanan curang sebagai cara untuk menenangkan diri. Namun, jujur saja – menjalankannya setiap hari itu melelahkan, dan kebanyakan orang menyerah di tengah jalan. Jadi, bagaimana jika tidak konsisten justru membantu?
Dikutip dari NDTV Food, Sabtu (24/5/2025), sebuah studi baru dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado mengatakan bahwa menjalankan puasa intermiten hanya tiga hari seminggu yang tidak berurutan – tanpa berpuasa dua hari berturut-turut – dapat menghasilkan hasil penurunan berat badan yang lebih baik daripada mengurangi kalori setiap hari. Dan itu belum semuanya – pola ini juga dapat menghasilkan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Yang lebih baik lagi, gaya makan ini jauh lebih mudah diikuti seiring berjalannya waktu, yang menjadikannya pilihan cerdas bagi siapa pun yang lelah dengan rutinitas diet ketat.
Apa yang diungkapkan studi ini?
Peneliti bekerja dengan 165 orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas yang secara acak ditugaskan untuk menjalani program puasa intermiten 4:3 (mengurangi kalori tiga hari seminggu) atau rutinitas pembatasan kalori harian selama setahun penuh.
Berikut ini hasil temuan mereka setelah 12 bulan:
– Orang-orang dalam kelompok puasa 4:3 mengalami penurunan berat badan rata-rata 7,6%, sementara mereka yang berada dalam kelompok pemotongan kalori mengalami penurunan sekitar 5%.
– 58% orang yang menjalani program puasa mengalami penurunan berat badan sedikitnya 5%, dibandingkan dengan 47% yang menjalani program pembatasan harian.
– Angka putus sekolah lebih rendah di antara kelompok puasa (19%) dibandingkan kelompok pembatasan kalori (30%), yang menunjukkan bahwa orang-orang merasa lebih mudah untuk menjalaninya.
Pendekatan yang lebih fleksibel untuk menurunkan berat badan
Puasa tiga hari seminggu yang tidak berurutan memungkinkan orang untuk menyesuaikannya dengan gaya hidup mereka tanpa terlalu stres. Fleksibilitas semacam ini membuat puasa intermiten lebih dapat dilakukan dalam jangka panjang dan menghilangkan tekanan untuk menghitung kalori setiap hari.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mencoba puasa intermiten
Meskipun terlihat menjanjikan, ada beberapa hal yang perlu diingat sebelum memulai puasa intermiten.
Menurut para ahli Harvard Health:
– Bicaralah dengan dokter Anda terlebih dahulu, terutama jika Anda menderita diabetes, sedang mengonsumsi obat tekanan darah, atau merasa pusing saat berdiri.
– Mulailah dengan perlahan. Cobalah pola 12/12 (12 jam makan, 12 jam puasa) dan perlahan-lahan beralih ke 14/10 atau 16/8 jika Anda merasa baik-baik saja.
– Ini bukan jalan pintas. Penurunan berat badan tetap membutuhkan waktu, dan hanya berhasil jika Anda makan makanan sehat pada hari-hari tidak berpuasa.
– Puasa saja tidak akan berhasil. Anda tetap perlu makan makanan yang seimbang, menjaga porsi makan, dan mengurangi makanan olahan untuk hasil jangka panjang.
Para ahli mengatakan bahwa rutinitas puasa intermiten 4:3 terlihat bagus untuk saat ini, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah itu aman dan berhasil untuk semua orang – terutama orang dewasa yang lebih tua atau orang-orang dengan masalah kesehatan. (nano)
Facebook Comments