Khutbah Jumat: Pentingnya Mendidik Anak dalam Islam

Mendidik anak dalam islam.(Foto: kumparan)

Sukoharjonews.com – Hadirnya seorang anak di dalam keluarga tentu menjadi kebahagiaan yang tidak ternilai harganya. Tentu saja hal ini menandakan bahwa memiliki seorang anak adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ibarat kertas putih polos dan bersih. Saat dilahirkan, seorang anak terlahir suci dan tidak memiliki dosa ataupun kesalahan.


Setelah dilahirkan, seorang anak akan segera menjalani kehidupan di dunia. Dan di sinilah orang tua harus memainkan perannya dengan sebaik mungkin, termasuk dalam hal memberikan pendidikan yang layak.

Dikutip dari Nu Online, pada Jum’at (26/4/2024), mengokohkan fondasi iman dan ketakwaan, penting bagi kita khususnya sebagai orang tua untuk memahami keutamaan mendidik anak dalam Islam. Anak-anak adalah amanah yang harus dijaga dan dididik dengan penuh kasih sayang, agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi agama, keluarga, dan masyarakat. Mari sejenak kita renungkan firman Allah Swt dalam surah al-Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”


Di dalam ayat yang mulia ini terdapat teguran yang besar tentang akibat dari tidak menjaga keluarga. Golongan ini akan di masukkan ke dalam neraka. Dalam menafsirkan ayat ini, ulama mufassir, Al-Dahhak dan Muqatil menjelaskan, seorang Muslim berhak memberitahukan kepada keluarganya, termasuk saudara perempuannya, budak perempuan, dan budak laki-laki, tentang apa yang diperintahkan Allah swt kepada mereka dan apa yang dilarang Allah swt kepada mereka.

Rasulullah saw menjelaskan konsep sempurna mengenai kepedulian dan tanggung jawab untuk menunaikan amanah mendidik tersebut. Dalam Hadist Rasulullah saw bersabda;

وعن ابن عمرَ رضي اللَّهُ عنهما عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : كُلُّكُمْ راعٍ، وكُلُّكُمْ مسئولٌ عنْ رعِيَّتِهِ ، والأَمِيرُ رَاعٍ والرَّجُلُ راعٍ علَى أَهْلِ بَيْتِهِ ، والمرْأَةُ راعِيةٌ على بيْتِ زَوْجِها وولَدِهِ ، فَكُلُّكُمْ راعٍ ، وكُلُّكُمْ مسئولٌ عنْ رعِيَّتِهِ » متفقٌ عليه.

Artinya : “Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Semua orang dari kalian itu adalah penggembala dan semuanya akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang amir (pemimpin) adalah penggembala, seorang lelaki juga penggembala pada keluarga rumahnya, perempuan pun penggembala pada rumah suaminya serta anaknya. Maka dari itu semua orang dari kalian adalah penggembala dan semua saja akan ditanya perihal penggembalaannya.” (Muttafaq alaih).


Ma’asyiral muslimin jamaah Jumat rahimakumullah Keutamaan yang diperoleh seorang Mukmin dalam mendidik anak adalah pertama, orang yang mengajar kebaikan kepada anak sama seperti mengamalkan segala kebaikan tersebut.

Barangsiapa membesarkan anak-anaknya dengan baik untuk mencintai Allah maka niscaya Allah swt akan menundukkan anak saleh tersebut kepadanya agar ia tekun mendoakannya dan memperbanyak amal shalehnya, serta pahala amal shalehnya. Kedua, adalah doa anak yang baik kepada orang tua. Kerugian yang paling besar bagi seorang Muslim bila kematiannya merupakan berhentinya amal salehnya. Akan berbeda dengan orang yang mempunyai sisa amal shaleh yang masih ada atau rezeki yang besar dalam menyebarkan ilmu Islam dan apa yang bermanfaat bagi umat Islam, serta doa anaknya yang saleh. Rasulullah saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Ketika seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.” Ketiga, pola asuh yang baik terhadap anak perempuan menjadi alasan masuk surga. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ هذه البنَاتِ بِشَيءٍ فأَحْسَن إِلَيهِنَّ، كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِن النَّار

Artinya: “Barangsiapa yang diuji dengan beberapa putri dan bersabar terhadapnya, maka mereka akan menjadi perisai baginya dari neraka.”


Mari mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak, menanamkan dalam diri mereka akhlak, dan berusaha mengajarkan kepada mereka keutamaan mencari ampunan, maka kita akan mendapatkan manfaat dari hal itu dan semoga memudahkan kita memasuki surga dengan karunia Allah Yang Maha Penyayang. Amin ya Rabbal Alamin.(cita septa)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *