Sukoharjonews.com – Kabupaten Sukoharjo memiliki sentra industri rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak. Dalam rangka pelestarian kerajinan rotan tersebut, pengelola berusaha mengenalkan kerajinan tersebut pada generasi penerus sejak dini. Salah satunya dikenalkan pada pelajar khususnya siswa SD.
“Kami memberikan penjelasan dan juga memberikan pelatihan singkat pada para pengunjung yang datang,” jelas salah satu Perajin Rotan Trangsan Suryanto, Senin (06/11).
Menurutnya, selama ini sentra industri rotan yang ada sering mendapat kunjungan dari masyarakat di wilayah Solo Raya khususnya pelajar. Dengan pengenalan dan pembelajaransecara singkat, diharapkan kerajinan rotan bisa terus dilestarikan . Selain itu, para generasi penerus juga diharapkan bisa mengembangkan ide kreatif setelah belajar menganyam rotan.
Dikatakan Suryanto, generasi muda dapat mengembangkan imajinasi dalam membuat kerajinan rotan. Dia mencontohkan, generasi penerus bisa memiliki ide yang lain selain produk yang sudah ada. Bisa membuat boneka atau barang lainnya dari rotan.
Hari ini, ujar Suryanto pihaknya menerima kunjungan dari SD Muhammdiyah 1 Solo. Ada 158 siswa yang belajar membuat berbagai kerajinan rotan di Trangsan. Dalam kesempatan itu, siswa diajak berkeliling mengunjungi perusahaan rotan yang berada di desa wisata rotan. Selain perusahaan besar, anak–anak juga diajak berkunjung ke perajin kecil. Agar mereka mengetahui geliat usaha di desa wisata rotan bukan hanya di perusahaan besar saja
Setelah berkeliling, kegiatan siswa dilanjutkan dengan praktik secara langsung membuat kerajinan dari rotan. Siswa tersebut belajar di Kantor Kelurahan Trangsan, Gatak. Dari pantauan di lokasi, siswa ini terlihat senang dengan kegiatan yang digelar. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini ketertarikan anak terhadap rotan semakin besar.
Salah satu guru Pendamping siswa Parimin Tejo Pramono mengatakan, sekolah sengaja mengajak para siswa ke Trangsan untuk praktik kerajinan rotan secara langsung. Sekolah tidak ingin memberikan teori saja pada siswa. ”Siswa mungkin punya kursi rotan di rumah, tapi tidak tahu darimana kursi tersebut dibuat sehingga kami ajak ke Trangsan,” ujarnya.
Menurutnya, dengan kunjungan ini diharapkan siswa dapat berkembang keterampilannya. Selain itu, sekolah memilih mengunjungi Trangsan ini agar aset daerah di Jawa Tengah tetap dikenal generasi penerus. ”Kami ingin mengenalkan kerajinan rotan sejak dini pada siswa. Kerajinan rotan merupakan salah satu aset bangsa yang harus dilestarikan,” tambahnya. (erlano putra)
Facebook Comments