Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Menjelang Idul Adha atau Hari Raya Kurban, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo meningkatkan kewaspadaanya terkait hewan ternak dari luar daerah. Hal itu sebagai bentuk pencegahan masuknya hewan kurban yang terjangkit penyakit. Terlebih lagi, beberapa waktu lalu terdapat kasus peyakit antraks di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Selain itu, keberadaan 1.500 sapi lokal juga dipantau terkait kesehatannya.
“Penyakit antraks pada sapi di Gunung Kidul sudah diantisipasi, meski begitu kita tidak boleh lengah. Hewan ternak dari luar daerah harus mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewat atau SKKH,’ jelas Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti, Kamis (18/7).
Disisi lain, ujar Netty, dinas juga memantau kesehatan hewan ternak khususnya sapi di Sukoharjo sendiri. Keberadaan hewan ternak sapi tersebut sudah dipetakan oleh petugas. Dari pemetaan itu, ternak sapi antara lain berada di Kecamatan Weru, Tawangsari, Polokarto, Bendosari, Mojolaban, dan Kecamatan Sukoharjo. Pemeriksaan ternak sapi tersebut sudah dilakukan dan 1.500 ternak sapi yang ada tidak ditemukan kasus penyakit yang diwaspadai sehingga layak dijadikan hewan kurban.
Selain di peternak, ujar Netty, dinas juga memantau sapi yang sudah berada di tangan pedagang atau pengepul. Jumlah sapi lokal Sukoharjo sendiri diprediksi tidak memenuhi kebutuhan saat Idul Adha nanti karena kebutuhan hewan kurban untuk disembelih sekitar 5.000 ekor, baik sapi maupun kambing. Untuk itu, banyak hewan kurban dari luar daerah yang didatangkan sehingga harus diwaspadai.
Untuk lalu lintas hewan ternak sendiri, Netty mengaku sudah menempatkan petugas di tiap kecamatan untuk melakukan pemantauan termasuk di pasar sapi di Bekonang, Mojolaban. Keberadaan pedagang hewan ternak dadakan juga menjadi perhatian petugas karena selalu marak menjelang pelaksanaan Idul Adha. (erlano putra)
Facebook Comments