Jangan Terlalu Sering Konsumsi Cuka Apel ini Resikonya

Sukoharjonews.com – Cuka sari apel, yang sering disebut ACV, merupakan bahan pokok di banyak dapur karena khasiat kulinernya, sebagai tambahan asam pada saus salad , saus, dan banyak lagi. Dan di dunia kesehatan, beberapa orang menganggap cuka sari apel sebagai obat alami serba guna, yang menunjukkan bahwa cuka sari apel dapat menjadi solusi untuk banyak penyakit, termasuk masalah pencernaan, obesitas, dan banyak lagi.

Dilansir dari Eating well, Senin (16/9/2024), sejak dipasarkan sebagai obat alami yang mudah didapat pada awal tahun 1900-an oleh Dr. Paul C. Bragg (ya, nama yang sama yang Anda lihat di banyak botol ACV), popularitas cuka ini di bidang kesehatan telah meledak dalam beberapa tahun terakhir, dengan setengah dari seluruh orang Amerika mengatakan bahwa mereka saat ini menggunakan atau pernah menggunakannya untuk alasan kesehatan dan kebugaran, menurut jajak pendapat tahun 2022 yang dilakukan oleh Bragg Live Food Products, Inc.

Jenis cuka ini dibuat dari fermentasi apel. Setelah apel diperas, cairannya difermentasi dengan kultur bakteri dan ragi. Proses ini mengubah gula dalam sari apel menjadi alkohol, lalu menjadi cuka.

Beberapa varietas ACV mencantumkan kata “induk” pada labelnya, yang merujuk pada gabungan ragi dan bakteri yang terbentuk selama proses fermentasi. Zat ini, yang tampak seperti endapan keruh, sering terlihat di dasar botol, dan diyakini kaya akan protein alami yang meningkatkan kesehatan, bakteri sehat, dan asam asetat.

ACV mengandung berbagai flavonoid, seperti asam galat, katekin, asam kafeat, dan asam ferulat, menurut penelitian dalam BMC Complementary Medicine and Therapies pada tahun 2021. Saat Anda mengonsumsi ACV, Anda menyerap senyawa-senyawa ini, yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa orang mengalami hasil kesehatan positif tertentu.

Anda Mungkin Mengalami Manajemen Gula Darah yang Lebih Baik
Cuka sari apel sering dianggap sebagai alat yang bermanfaat untuk mengatur gula darah, dengan beberapa penelitian mendukung dampak positifnya pada kontrol glikemik. Asam asetat yang ditemukan dalam cuka sari apel diyakini memperlambat pencernaan karbohidrat, sehingga mengurangi laju masuknya gula ke aliran darah dan membantu menjaga kadar gula darah lebih konsisten. Cuka sari apel juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang berperan penting dalam kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa secara efektif sebagai energi.

Anda Mungkin Memiliki Kesehatan Pencernaan yang Lebih Baik
Selain perannya yang potensial dalam pengaturan gula darah, cuka sari apel sering disebut-sebut memiliki efek menguntungkan pada kesehatan pencernaan. “Induk” dalam cuka sari apel adalah sumber probiotik, yaitu bakteri bermanfaat yang berkontribusi pada mikrobioma usus yang sehat. Probiotik mendukung pencernaan dan bahkan dapat meningkatkan penyerapan nutrisi, menurut ulasan di Cureus pada tahun 2022. Perlu dicatat bahwa ACV yang dipasteurisasi tidak mengandung probiotik hidup.

Anda Mungkin Kehilangan Berat Badan
Cuka sari apel sering disebut sebagai cara alami untuk menurunkan berat badan. Pemikiran di balik klaim ini terutama berkisar pada keberadaan asam asetat, yang menurut beberapa penelitian, seperti tinjauan dalam Nutrients pada tahun 2019, dapat menekan nafsu makan.(patrisia argi)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *