Ragam  

Dampak Kemarau Makin Terasa, Krisis Air Bersih Dialami Warga Sukoharjo Selatan

Salah satu warga Desa Pundungrejo, Subono harus “ngangsu” air bersih ke desa lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sukoharjonews.com (Tawangsari) – Dampak musim kemarau semakin dirasakan masyarakat di Sukoharjo wilayah selatan, yakni Kecamatan Weru, Bulu, dan Tawangsari. Saat ini, pengiriman air bersih terus dilakukan ke lokasi meski terkadang masyarakat juga berusaha sendiri mencari air bersih. Seperti yang dialami warga Desa Pundungrejo, Tawangsari. Warga di desa tersebut terpaksa harus mencari air bersih ke desa lain. Bahkan, banyak juga warga yang terpaksa membeli air bersih.



“Kalau saya pergi ke desa lain yang masih banyak air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bawa motor dan bronjong untuk tempat jeriken,” ujar Subono, salah satu warga Pundungrejo, Jumat (26/7).

Subono mengaku tiap hari harus ke Desa Watubonang yang masih memiliki sumur dengan debit air yang banyak. Dia mengaku tiap hari mengambil 10 jeriken air bersih dari Watubonang. Air bersih tersebut digunakan untuk keperluan mandi dan memasak bagi enam anggota keluarganya. Hanya saja, air bersih tersebut tidak digunakan untuk mencuci pakaian. Biasanya, untuk kebutuhan mencuci baju harus dilakukan langsung ke lokasi sumur di Desa Watubonang karena membutuhkan air yang banyak.

Krisis air bersih sendiri dia akui mulai terasa seminggu terakhir ini. Hal itu saat sumur program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) mulai mengalami penurunan debit air. Akibatnya, warga yang dekat lokasi Pamsimas saja yang masih kebagian air, sedangkan yang jauh sudah tidak terjangkau.

“Banyak juga warga yang membeli air bersih. Biasanya satu jerikennya Rp3.000 atau rata-rata per hari warga mengeluarkan uang hingga Rp50.000. Untuk Pungdungrejo ada sekitar 40-an KK yang mengalami krises air bersih,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Tawangsari Joko Windarto mengaku ada daerah rawan krisis air di Tawangsari. Selain Pundungrejo, juga sebagian warga di Desa Watubonang. Menurutnya, setiap tahun wilayah tersebut selalu jadi langganan kekeringan saat datang musim kemarau. Joko menyebut di Pundungrejo ada 1.224 KK dan Watubonang 2.000 KK yang rawan terdampak kekeringan berupa krisis air bersih. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *