
Sukoharjonews.com – Banyak diet penurunan berat badan yang melarang konsumsi nasi, tetapi apakah nasi bikin perut buncit? Makan dengan cara ini mungkin tidak menyebabkan penambahan berat badan.
Dikutip dari Healthshots, Kamis (16/1/2025), nasi, makanan pokok bagi miliaran orang di seluruh dunia, sering disalahkan atas penambahan berat badan, khususnya di bagian tengah tubuh. Tetapi apakah nasi bikin perut buncit? Sebenarnya, seperti makanan lainnya, makanan super ini tidak baik atau buruk. Dampaknya terhadap lingkar pinggang kita ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk jenisnya, ukuran porsinya, dan pola makan umum.
Sementara nasi putih olahan, dengan indeks glikemiknya yang tinggi, dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan kemungkinan penambahan berat badan, biji-bijian utuh seperti beras merah menawarkan alternatif yang sehat. Jadi, bisakah Anda tetap menikmati semangkuk makanan super ini tanpa khawatir perut buncit? Kuncinya terletak pada moderasi, makan dengan penuh kesadaran, dan diet seimbang.
Nilai gizi nasi
Kunci untuk menjawab pertanyaan, apakah nasi bikin perut buncit, terletak pada pemahaman tentang apa yang dikandungnya. Berikut rincian nilai gizi 100 gram nasi putih matang, menurut Asosiasi Makanan dan Obat-obatan AS.
– Air: 68,8 gram
– Energi: 130 kkal.
– Energi: 544 kJ.
– Protein: 2,69 gram
– Total lipid (lemak): 0,28 gram
– Karbohidrat: 2,82 gram
– Total serat makanan: 0,4 gram
– Total gula: 0,05 gram
– Kalsium: 10 miligram
Apakah nasi membuat perut Anda gemuk?
Meskipun makanan super ini tidak secara langsung menyebabkan lemak perut, faktor-faktor tertentu yang terkait dengan konsumsinya dapat menyebabkan penambahan berat badan, terutama di sekitar bagian tengah tubuh. Berikut ini adalah penyebabnya:
1. Indeks glikemik dan lonjakan gula darah
Nasi putih, sebagai karbohidrat olahan, memiliki indeks glikemik tinggi, dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pelepasan insulin, hormon yang mendorong penyimpanan lemak, khususnya di bagian perut. Jadi, untuk memahami apakah nasi membuat perut Anda gemuk, Anda perlu melihat jenis nasi yang Anda makan. Berbeda dengan nasi putih, beras merah, biji-bijian utuh, memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, sehingga menghasilkan peningkatan kadar insulin yang lebih lambat dan lebih konsisten. Respons insulin yang lebih rendah ini menurunkan kemungkinan penyimpanan lemak, khususnya di bagian perut.
2. Asupan kalori dan kontrol porsi
Apakah nasi membuat perut Anda gemuk? Bisa jadi jika Anda tidak melakukan kontrol porsi dan menambahkannya dengan kari dan saus yang menggemukkan. Nasi adalah makanan padat kalori yang dapat menyebabkan penambahan berat badan jika dikonsumsi berlebihan, seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Applied, Physiology and Nutrition Metabolism. Asupan kalori secara keseluruhan meningkat secara signifikan jika dipadukan dengan topping berkalori tinggi. Jika tidak dibakar, kelebihan energi ini disimpan sebagai lemak di seluruh tubuh, termasuk bagian perut. Untuk menghindari hal ini, penting untuk mengendalikan porsi dan memperhatikan total kandungan kalori makanan Anda.
3. Kekurangan serat
Nasi rendah serat dan dapat mengganggu pencernaan. Jadi untuk memahami apakah nasi membuat perut Anda gemuk, Anda perlu memeriksa seberapa cepat Anda merasa lapar setelah memakannya. “Kekurangan serat dapat menyebabkan rasa lapar dan makan berlebihan,” kata ahli gizi Gauri Anand. Sebaliknya, varietas beras cokelat, biji-bijian utuh, kaya akan serat. Kandungan serat ini meningkatkan rasa kenyang, artinya membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Dengan memilih varietas beras cokelat, Anda dapat mengatur nafsu makan, membantu pencernaan, dan pada akhirnya mengelola berat badan Anda dengan lebih efektif.
Bagaimana cara makan nasi tanpa menambah lemak perut?
Apakah nasi membuat perut Anda gemuk? Tidak jika Anda memakannya dengan cara ini:
– Pilih beras cokelat: Ini adalah biji-bijian utuh, kaya akan serat, yang meningkatkan rasa kenyang dan membantu pencernaan. Indeks glikemiknya yang lebih rendah, menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat dan stabil, mengurangi risiko lonjakan insulin dan penyimpanan lemak selanjutnya. – Terapkan kontrol porsi: Perhatikan ukuran porsi Anda. Satu porsi nasi biasanya sekitar setengah hingga satu cangkir nasi matang. Hindari makan berlebihan, karena konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kelebihan kalori dan penambahan berat badan.
– Padukan dengan sayuran dan protein: Padukan makanan super ini dengan berbagai sayuran dan sumber protein yang baik, seperti lentil, buncis, atau ayam. Ini membantu menyeimbangkan makanan Anda, menyediakan energi berkelanjutan, dan mencegah makan berlebihan.
– Kukus atau rebus nasi dengan benar: Cara Anda memasaknya juga dapat memengaruhi efeknya terhadap berat badan Anda. Mengukus atau merebusnya adalah metode yang paling sehat, karena membantu menghilangkan kelebihan pati. Hindari menggorengnya atau menambahkan terlalu banyak minyak atau ghee, karena ini dapat meningkatkan kandungan kalori.
– Atur waktu konsumsi nasi Anda: Pertimbangkan untuk memakannya di pagi hari, seperti saat makan siang. Karbohidrat yang dikonsumsi lebih awal cenderung digunakan untuk energi daripada disimpan sebagai lemak.
Kesimpulan
Jadi, apakah nasi membuat perut Anda gemuk? Tidak selalu. Semuanya tergantung pada jenis nasi yang Anda konsumsi, cara Anda memasaknya, seberapa banyak yang Anda makan sekaligus, serta pola makan umum. Beras merah bisa lebih bergizi daripada beras putih olahan karena kandungan seratnya yang lebih tinggi dan indeks glikemik yang lebih rendah. Menggabungkan nasi dengan jumlah sayuran dan protein yang cukup, serta mengonsumsi makanan yang seimbang sangat penting untuk menikmatinya tanpa mengorbankan tujuan berat badan Anda. (nano)
Facebook Comments