Sukoharjonews.com – Tercatat 50-60 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Sukoharjo digabungn ‘regrouping’ dalam kurun waktu 2010 – 2017. Sekolah tingkat dasar ini terpaksa digabung karena kekurangan murid. Menanggapi hal ini, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, mengatakan minimnya jumlah siswa SD Negeri ini merupakan salah satu dampak keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).
Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah ini menjelaskan, KB merupakan program yang menjadi prioritas Pemerintahan Kabupaten Sukoharjo. Sejauh ini sudah terbentuk kampung-kampung KB yang akan terus dikembangkan. “Sejak saya menjabat bupati pada 2010 sampai sekarang, kalau tidak salah sudah ada 50 sampai 60 SD Negeri yang digabung karena kekurangan murid. Sekarang sudah ada rencana penggabungan SD lagi. Ini menjadi salah satu bukti keberhasilan KB,” ujar Wardoyo Wijaya.
Wardoyo menjelaskan, keberhasilan KB mempengaruhi jumlah siswa SD, karena jumlah anak yang lahir semakin berkurang. “Dulu jumlah sekolah banyak karena menyesuaikan kebutuhan pendidikan anak pada saat itu. Dimana masih banyak yang menganggap banyak anak banyak rezeki. Tapi sekarang sudah jauh berkurang,” imbuhnya.
Wardoyo menegaskan, keberadaan sekolah swasta juga turut mempengaruhi minimnya siswa SD Negeri. Dewasa ini tidak sedikit orangtua yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk biaya sekolah anak di sekolah swasta yang kualitasnya dianggap lebih menjanjikan. “Karena itu, sSekolah negeri juga harus mengikuti perkembangan zaman dan harus berlomba-lomba meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi ada sekolah swasta juga menjanjikan fasilitas gratis dan jaminan pendidikan ke jenjang lebih atas,” imbuhnya.
Ketua DPRD Sukoharjo Nurjayanto mengatakan, program KB tengah digenjot pemerintah. Dampak keberhasilan program ini, setiap kali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sebagian sekolah, terutama di pinggiran selalu kekurangan murid. “Tidak hanya SD, SMP, SMA/SMK juga hampir sama. Mereka harus bersaing mendapatkan murid baru saat PPDB,” ujarnya. (Sofarudin)
Facebook Comments