Khutbah Jumat : Islam Melarang Keras untuk Menelantarkan Anak

Islam melarang menelantarkan anak.(Foto: radar mukomuko)

Sukoharjonews.com – Anak merupakan anugerah besar yang dititipkan Allah swt kepada orang tua. Anak menjadi penyejuk mata dan hati, serta menjadi perhiasan bagi orang tuanya. Di sisi lain, anak juga dapat menjadi ujian dan cobaan bagi orang tuanya.


Dikutip dari Nu Online, pada Jumat (17/5/2024), salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara mengindahkan segala tanggung jawab dan amanah yang telah Allah swt berikan kepada kita semua, termasuk merawat anak dengan baik dan benar. Sebab, keberadaan merupakan salah satu amanah besar yang harus kita indahkan, dan semua orang akan ditanya kelak perihal tanggung jawab dan kepemimpinannya. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah saw bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Artinya, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rumah tangga tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim).


Hadits di atas menjadi sebuah bukti betapa pentingnya mengindahkan dan menunaikan semua amanah dan tanggung jawab yang telah Allah swt titipkan kepada semua manusia. Sebab semuanya akan diminta pertanggungjawaban kelak di akhirat, termasuk dalam merawat anak. Orang tua akan ditanya perihal tanggung jawabnya kepada anak.

Seorang kepala negara merupakan pemimpin dalam negaranya. Maka ia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyejahterakan rakyatnya, menjaga keamanan dan menciptakan keadilan bagi mereka semua. Begitu juga orang tua, suami misalnya, ia merupakan pemimpin keluarganya, ia memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua kebutuhan istri dan anak-anaknya terpenuhi dengan baik.

Karena itu, menelantarkan anak sangat tidak dibenarkan dalam Islam dan orang tua akan berdosa. Sebab, ia telah menyia-nyiakan amanah yang telah Allah swt berikan. Amanah yang seharusnya kita jaga dan kita penuhi dengan baik, justru kita sia-siakan begitu saja. Berkaitan dengan larangan ini, Rasulullah saw bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

Artinya, “Cukuplah orang itu dianggap berdosa jika menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggung jawabnya.” (HR An-Nasa’i). Dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw bersabda:

كَفَى بِالمَرْءِ إثْمَاً أنْ يحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ

Artinya, “Cukuplah orang itu dianggap berdosa jika ia menahan makan pada orang yang menjadi tanggungannya.” (HR Muslim).


Penelantaran anak bisa saja terjadi dalam beberapa hal, misal di antaranya adalah dengan meninggalkan mereka tanpa makanan, pakaian, tempat tinggal, tidak memberikan kasih sayang yang layak ia dapatkan, juga tidak menyekolahkan atau tidak memberikan pendidikan yang ia butuhkan saat itu. Hal-hal di atas sudah seharusnya tidak terjadi bagi anak-anak kita. Mereka sudah sepantasnya mendapatkan semua hak-hak mereka, dan memang kewajiban kita sebagai orang tua adalah memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan itu. Karena itu, Allah memerintahkan kepada setiap orang untuk mengindahkan amanah yang telah mereka terima. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

Artinya, “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS An-Nisa’ [4]: 58).


Tidak hanya itu, sebagai umat Islam kita juga harus yakin dan percaya bahwa semua kebutuhan-kebutuhan anak pada hakikatnya sudah ditanggung oleh Allah swt. Sebab, Allah akan mencukupi semua kebutuhan mereka. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, yaitu:

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُم إنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْءًا كَبِيرًا

Artinya, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.” (QS Al-Isra’ []: 31).(cita septa)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *