Ragam  

Update Kasus Corona Per 14 April, ODP Naik Jadi 476, PDP Turun Jadi 22 Kasus

Waspada virus Corona, tetaplah di rumah. (ilustrasi)

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Update data kasus Corona di Kabupaten Sukoharjo per 14 April ini, jumlah orang dalam pengawasan (ODP) Corona mengalami kenaikan 13 kasus, dari 463 menjadi 476 orang. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) setelah sehari kemarin naik tiga, per hari ini kembali turun tiga kasus menjadi 22 kasus. Untuk kasus ODP masih menunjukkan kenaikan setiap hari, sedangkan PDP mengalami naik turun data.



Berdasarkan pantauan di website www.corona.sukoharjokab.go.id per 14 April ini, kasus ODP mengalami kenaikan 13 kasus. Sedangkan PDP justru menunjukkan penurunan dari 25 menjafdi 22 kasus. Untuk kasus terkonfirmasi positif Corona masih stabil di angka enam kasus. Selain ODP dan PDP, Gugus Tugas Corona tingkat kabupaten juga mewaspadai orang tanpa gejala (OTG) khususnya yang berasal dari keluarga yang melakukan kontak dengan posisif Corona.

“OTG yang diwaspadai adalah yang melakukan kontak erat dengan pasien positif Corona utamanya dari keluarga pasien,” jelas Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati.

Menurutnya, OTG dan melakukan kontak erat dengan pasien Corona dimungkinkan karena memiliki daya tahan tubuh yang baik. Meski begitu, OTG tetap diwaspadai karena bisa menularkan virus pada orang lain. Untuk itu, DKK akan melakukan “rapid test” terhadap OTG maupun ODP yang memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit maupun melakukan kontak erat dengan pasien positif Corona.

Yunia mengaku, hari ini Sukoharjo mendapatkan kuota alat “rapid test” dari provinsi sebanyak 460 unit. Rencananya, “rapid test” akan dilakukan pada warga yang memiliki riwayat perjalanan dan memiliki gejala. Selain itu, juga untuk OTG namun memiliki kontak erat dengan pasien positif. Selama ini, ujar Yunia, alat “rapid test” sangat terbatas. Selama ini Sukoharjo baru mendapatkan dua kali kiriman, masing-masing 135 unit dan kiriman tahap dua 460 unit.

“Idealnya seluruh warga dilakukan “rapid test” untuk mengetahui peta sebaran virus. Namun, karena keterbatasan alat dan juga biaya, “rapid test” dilakukan selektif atau skala prioritas,” ujarnya. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *