Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Sembako untuk warga terdampak virus Corona melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) mulai disalurkan, Selasa (28/4/2020) hari ini. Sembako senilai Rp200 ribu tersebut disalurkan melalui e-warong yang selama ini digunakan untuk menyalurkan bantuan sosial pemerintah. Jumlah penerima sembako untuk program JPS ini sebanyak 51.835 KK yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Terkait penyaluran sembako tersebut, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyempatkan diri melakukan inspeksi mendadak (sidak) proses penyalura di sejumlah e-warong di Kecamatan Sukoharjo, Bendosari, Grogol dan Polokarto. Dalam sidak tersebut, Bupati menemukan adanya data yang dobel dalam DTKS. “Untuk data yang dobel langsung saya minta untuk dicoret,” ujar Bupati.
Dalam sidak di beberapa lokasi e-warong, Bupati langsung menanyakan terkait data penerima dan juga mengenai kualitas beras yang dibagikan. Bupati mengatakan, pembagian sembako dalam JPS mengacu data pada DTKS. Sehingga, penerimanya diluar warga yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Terkait data penerima sembako dalam DTKS, Bupati meminta agar data benar-benar divalidasi sebab pembagian itu sudah berdasarkan “by name by address”. Untuk itu mestinya sudah bisa diketahui mana saja penerima yang dobel sehingga bisa langsung dicoret dan diganti oleh warga miskin yang belum masuk dalam data.
Temuan data dobel tidak hanya di satu kecamatan saja, pasalnya data ganda juga ditemukan di Kecamatan Grogol. Saat mendampingi Bupati sidak, Camat Grogol Bagas Windaryatno mengaku setelah diverifikasi, di Kecamatan Grogol ada ratusan data ganda penerima sembako. “Untuk data ganda langsung dicoret salah satu dan diganti dengan warga kurang mampu lain yang belum masuk dalam data,” ujar Bagas. (erlano putra)
Facebook Comments