Selalu Waspada, 42 Desa Dinyatakan Endemis DBD

Fogging menjadi upaya terakhir ketika terjadi kasus DBD. Upaya yang paling efektif untuk memberantas jentik nyamuk tetap dengan PSN.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi di bulan Januari ini. Untuk itu, warga diminta untuk selalu mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Terlebih lagi, sebanyak 42 desa di Sukoharjo dinyatakan sebagai wilayah endemis DBD. Tahun 2017 lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) mencatat terdapat 115 kasus DBD yang terjadi.



“Kalau melihat jumlah kasus DBD di tahun 2017 memang ada penurunan signifikan dibandingkan tahun 2016. Meski begitu, kewaspadaan tidak bisa diturunkan,” ungkap Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Purnomo, Selasa (16/1).

Diungkapkan Purnomo, berdasarkan data tahun 2016, di Kabupaten Sukoharjo terdapat 526 penderita DBD dan 13 orang diantaranya meninggal. Sedangkan pada 2017 diketahui ada 115 orang terkena DBD dan dua penderita meninggal. Menurunnya jumlah penderita DBD berkat usaha keras DKK Sukoharjo dan dukungan seluruh masuyarakat. Salah satunya melalui program relawan yang ditugaskan untuk memantau jentik nyamuk.

Para relawan tersebut, ujar Purnomo, setiap lima orang kader di setiap wilayah endemis mengawasi 50 rumah. Laporan dari para kader ini akan dilaporkan setiap bulannya ke Puskesmas dan DKK Sukoharjo. Dengan pemantauan jentik nyamuk oleh kader tersebut, diharapkan deteksi dini jentik nyamuk dan pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Sukoharjo Bejo Raharjo juga mengatakan, pemeriksaan keluarga yang diduga terkena DBD masyarakat diminta tidak melakukan pergantian dokter. Artinya, bila sudah berobat di satu rumah sakit, diusahakan di tempat itu saja sampai sembuh. Pasalnya, jika berganti-ganti dokter dikhawatirkan terjadi perbedaan diagnosa.

“Warga juga diminta agar tanggap dengan memeriksakan diri ke dokter. Kalau ada gejala, lebih baik segera di laboratoium agar hasilnya jelas,” ujarnya.

Sementara itu, untuk penanganannya yang terbaik yakni dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Cara tersebut adalah cara yang paling efektif untuk memberantas nyamuk DBD dari sarangnya. Apalagi di wilayah endemis. Dikatakan Bejo, pihaknya sudah banyak memberikan imbauan untuk menjaga lingkungan melalui kelurahan. Nantinya, dari kelurahan akan disosialisasikan ke masyarakat langsung.

Disinggung soal pengasapan atau fogging, Bejo mengaku petugas baru akan melakukan fogging jika sudah terdapat kasus DBD di wilayah tertentu. Fogging tersebut dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa yang menyebarkan penyakit. Sedangkan untuk memberantas jentik nyamuk, cara yang paling efektif tetap dengan PSN. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *