Sampah Sering Menumpuk, Ternyata Ini Penyebabnya

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo masih kekurangan armada truk pengangkut sampah. Belum idealnya jumlah armada membuat pengangkutan sampah menjadi terhambat sehingga sampah sering menumpuk.

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Seringkali kita melihat sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Menumpuknya sampah tersebut bukan semata-mata karena naiknya volume sampah masyarakat. Namun, juga karena akibat yang lain dimana salah satunya masih kurangnya armada truk pengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Mojorejo, Bendosari.



“Kami sudah mengajukan penambahan armada truk pengangkut sampah dan hal ini sangat mendesak. Tumpukan sampah masyarakat harus segera diangkut untuk meminimalisir terjadinya masalah sosial dam juga masalah lingkungan,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Djoko Sutarto, Kamis (8/2).

Menurutnya, kebutuhan truk pengangkut sampah sangat tinggi karena menyesuaikan banyaknya sampah yang dihasilkan masyarakat. Tumpukan sampah tidak hanya ditemukan ditempat pembuangan resmi saja melainkam juga tempat pembuangan sampah liar. DLH sendiri saat ini memiliki 20 unit truk pengangkut sampah. Dari jumlah tersebut, hanya ada 15 unit saja yang dapat dioperasionalkan, sedangkan sisanya tidak dapat dipakai karena rusak.

Kerusakan truk pengangkut sampah tersebut dikarenakan berbagai sebab dimana salah satunya usia truk sudah tua. Kondisi truk pengangkut sampah yang sudah tua tidak layak lagi dipakai karena sering rusak. “Banyaknya truk pengangkut sampah yang tidak dapat dipakai otomatis menyulitkan petugas. Karena, kebutuhan armada sangat mendesak dan harus direalisasikan secepatnya,” ungkap Djoko.

Djoko mengaku pada tahun 2017 lalu DLH sudah mendapat tambahan dua unit truk pengangkut sampah. Sedangkan pada tahun 2018 ini juga sudah mengajukan penambahan dua unit lagi dan masih menunggu realisasi. Penanganan sampah masyarakat ditegaskan Djoko bukan mutlak ditangani Pemkab Sukoharjo saja melainkan juga masyarakat setempat.

Saat ini, keterlibatan masyarakat sudah dilakukan dengan membentuk bank sampah disejumlah desa dan kecamatan dan dikelola masyarakat. “Sampah liar jadi sasaran utama. Pelaku pembuang harus mendapatkan pembinaan dan dicarikan solusi. Salah satunya dengan mengajak mereka mengelola sampah dengan membentuk bank sampah dan tempat pembuangan sampah resmi,” lanjutnya.

Diakui Djoko, selama ini disejumlah wilayah masih ditemukan tempat pembuangan sampah liar yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan kumuh. Padahal, petugas sudah berulangkali melakukan tindakan dengan menutup lokasi pembuangan sampah liar termasuk dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. (erlano putra)



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *