PT RUM Minta Maaf, Hearing DPRD Tanpa Masyarakat Peduli Lingkungan

Presdir PT RUM Pramono terlihat menghadiri agenda hearing bersama DPRD Sukoharjo untuk mencari solusi masalah bau yang ditimbulkan PT RUM, Kamis (18/1).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Hearing terkait bau yang disebabkan PT Rayon Utama Makmur (PT RUM) tetap digelar oleh DPRD meski tanpa kehadiran Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) yang mengajukan hearing. Dalam kesempatan itu, Presiden Direktur (Presdir) PT RUM Pramono meminta maaf sebesar-besarnya pada masyarakat Sukharjo atas bau yang ditimbulkan.



“Kami minta maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dan keteledoran kami karena mesin yang dipasang ada kebocoran,” ungkap Pramono.

Pramono mengakui jika bau yang muncul merupakan kesalahan manajemen dan sudah dilakukan perbaikan-perbaikaan. Pramono mengklaim sudah ada kemajualn yang dicapai manajemen bekerjsama dengan Prabang Setyono dari UNS. Menurutnya, bau yang muncul sudah muai berkurang. Baik dari akibat kebocoran gas maupun dari air limbah yahg dihasilkan unit IPAL. Bahkan, debu yang dihasilkan “power plant” juga sudah terkendali.

Selain itu, ujarnya, bau yang ada berada jauh dibawah baku mutu. PT RUM juga sudah mencoba memasukkan mikroba area “inlet water treatment” sejak dua hari lalu dan upaya itu sudah menurunkan bau secara drastis. PT RUM juga sudah menutup inlet-inlet dari masuknya air limbah dan 10 hari lagi selesai.
“Kami juga memesan sebuah mesin penyedot gas H2S untuk diolah kembali sehingga menjadi H2SO4. Namun, mesin tersebut baru siap dalam kurun waktu satu tahun. Sebelum mesin siap, pihaknya tetap melakukan upaya jangka pendek untuk meminimalisir bau yang muncul.

Baca Juga : Bupati Pantau Langsung Acara Hearing Soal Bau PT RUM

Baca Juga : Para Pejabat Telusuri Sumber Bau di PT RUM

Cek Juga : Video Isi PT RUM Nguter

Sedangkan Ketua DPRD Nurjayanto juga meminta maaf pada MPL karena agenda hearing baru bisa terlaksana hari ini. Nurjayanto mengaku di bulan Desember DPRD disibukkan dengan agenda pembahasan sembilan Raperda NonAPBD. “Saya maklum kalau MPL tidak bisa hadir karena beralasan fokus persiapan aksi yang akan digelar Jumat (18/1) besok di DPRD.

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo Wiwoho Aji Santoso mengaku resah dengan bau yang ditimbulkan PT RUM. Pasalnya, dirinya sudah berulangkali mendapat keluhan dari warga sehingga ingin berkontribusi untuk memecahkan masalah bau tersebut.

Dalam kesematan itu Wiwoho mengaku pada hari Senin (15/1) menerima dua keluhan dimana satu murid sekolah muntah dan salah satu warga Desa Plesan harus dibawa ke rumah sakit karena sesak nafas. Selain itu, pada Rabu (17/1) malam sekitar pukul 21.00-23.30 WIB, bau menyengat luar biasa masih muncul. Untuk itu, dengan adanya kenyataan itu, dirinya bukan berarti ingin membantah atau tidak menyetujui dengan apa yang sudah dilakukan PT RUM bersama konsultan ahli yang ada.



“Faktanya itu ada bau menyengat yang mengakibatkan warga pada mual, muntah, dan sesak nafas,” ujarnya.

Istilah saya, lanjut Wiwoho, secara materi gas tidak beracun tapi berbau. Padahal, bau dalam durasi panjang setahu dirinya akan mengganggu syaraf. Yang jelas, saat ini perlu diakui adanya kondisi tersebut dan perlu dicarikan solusi agar tuntutan masyarakat bisa terakomodir. Wiwoho juga meminta agar masyarakat tidak terpancing dengan suasana di media sosial yang mulai panas.

Untuk ikut berkontribusi, PDM Sukoharjo juga menggandeng lima pakar dari UMS untuk ikut mencarikan solusi. Yang jelas, Wiwoho mengaku apa yang dilakukan PDM tidak dalam rangka untuk menutup pabrik. Kalau ada tujuan seperti itu, dirinya akan mengundurkan diri sehingga perlu dijelaskan sejak awal. “Tujuannya adalah mencari solusi,” tandasnya. (erlano putra)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *