Peta Kekuatan Politik Pilkada Sukoharjo dari Kacamata Pengamat

Ilustrasi Maskot Pilkada Sukoharjo 2024.

Sukoharjonews.com – Meski belum ada yang resmi, saat ini sejumlah kandidat bakal calon bupati (bacabup) sudah bermunculan. Baik bacabup dari partai politik (parpol) maupun jalur perseorangan.


Menilik hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, PDIP keluar sebagai jawara dengan raihan 21 kursi, disusul Partai Gerindra enam kursi, Golkar enam kursi, PKS lima kursi, PKB dan PAN masing-masing tiga kursi, dan Partai NasDem satu kursi.

Untuk bisa mengusung pasangan calon dalam Pilkada, parpol mininal harus memiliki sembilan kursi sehingga hanya PDIP yang memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon secara mandiri. Sedangkan parpol lainnya harus berkoalisi untuk bisa mengusung pasangan calon.

Soal kekuatan politik Pilkada Sukoharjo, berikut ini petikan wawancara dengan Pengamat Politik dari Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, Joko Suryono:


Menurut Anda, bagaimana peta politik di Kabupaten Sukoharjo jelang Pilkada 2024 ini?

Peta politik Pilkada dimanapun termasuk di Sukoharjo tidak terlepas dari peta politik saat Pilpres. Koalisi tertentu napak tilas dengan koalisi saat pilpres. Selama pilpres barangkali sudah ada chemistry saat kampanye, penggalangan masssa, promosi politik, dan lainnya karena sudah klop yang kemudian dilanjutkan di pilkada, termasuk di Sukoharjo.

Kalau melihat Pilkada di Sukoharjo, beberapa kali teralhir dimenangkan kandidat yang diusung oleh PDIP yang notabene di Pileg 2024 ini juga keluar sebagai pemenang, bagaimana peluang kandidat dari parpol lain?

Barangkali sekarang ini budaya di masyarakat, pola pikir di masyarakat dan ini sudah terbukti di pilpres, ada perbedaan hasil antara pileg dengan pilpres. Jadi, bisa saja terjadi perbedaan antara hasil pileg dengan pilkada karena masyarakat semakin rasional, menggunakan akal sehat, dan bahkan emosional saat memilih calon. Jadi, bicara politik tidak bisa menghilangkan segi emosional masyarakat pemilih. Selama ini masyarakat mengamati apa yang sudah dilakukan oleh calon khususnya petahana. Ataupun diluar pemerintah tapi memberikan kontribusi.


Dengan kata lain sosok figur juga sangat penting?

Benar. Sangat penting karena masyarakat sudah sangat jeli bagaimana memilih seorang pemimpin. Saat salah memilih pemimpin akan memiliki resiko yang merugikan masyarakat, baik pendidikan, ekonomi, budaya, kesejahteraan. Mestinya masyarakat tidak melihat sesaat saja, tapi “track record” calon.

Kalau bicara peluang, seberapa besar peluang petahana di Sukoharjo?

Peluang petahana tetap tinggi, apalagi di Sukoharjo. Mungkin diatas 50% hingga 70%. Karena selama ini instrumen pembangunan dijalankan oleh petahana dan biasanya secara umum mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Peluang petahana masih sangat besar. Aspek strategi politik dan taktik politik memang sangat sulit mengalahkan petahana meski ada peluang walaupun sangat kecil.


Kalau kandidat yang sudah muncul di media sosial maupun yang sudah pasang baliho?

Peluang tetap ada. Yang namanya politik itu sanbgat dinamis, per jam, per menit, per detik bisa berubah. Hasilnya ya saat penghitungan suara karena seorang pemilih bisa merubah pilihannya bahkan beberapa menit sebelum pencoblosan. Jadi, peluang kandidat lain tetap ada.

Kalau calon perseorangan bagaimana, jika lolos?

Energinya harus sangat besar. Baik logistik, tim dan lainnya harus sangat besar karena untuk menyakinkan masyarakat pemilih tidak lepas dari hubungan yang sudah terjalin. Tidak bisa dalam sebuah aspek apapun, interaksi sosial, kontrak sosial dikesampingkan. Beda kalau jalur parpol sudah ada jaringan hingga RT, punya basic massa, dan lainnya.


Kalau perkiraan Anda, akan muncul berapa pasangan calon di Pilkada Sukoharjo?

Kalau dari sisi parpol, selain PDIP yang bisa mandiri, beberapa parpol sudah menyatakan koalisi. Kalau melihat hasil pileg, dan kabar koalisi yang sudah beredar tersebut, pasangan calon bisa dua hingga tida pasangan. Politik kan cair, bisa saja dari parpol yang sudah koalisi bergabung dengan PDIP atau parpol lainnya. Semuanya masih mungkin terjadi, termasuk siapa-siapa pasangannya karena saat ini belum ada yang resmi. Pastinya, bakal ada kejutan-kejutan terkait koalisi dan pasangan calon. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *