Mengintip Kuliner Warisan Kerajaan Mataram Kuno Legenda Rajamangsa di Klaten

Gala Dinner Rajamangsa di Desa Wisata Kebondalem Kidul, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Sukoharjonews.com – Menikmati wisata kuliner biasanya jadi salah satu agenda favorit saat kita berkunjung ke suatu tempat. Setiap tempat kuliner biasanya memiliki hidangan khas yang menjadi pembeda dengan kuliner di tempat lain.


Seperti wisata kuliner dalam paket Gala Dinner Rajamangsa di Desa Wisata Kebondalem Kidul, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah ini. Selain memanjakan lidah, kuliner yang disajikan juga memanjakan seluruh indera.

Hidangan Rajamangsa warisan Raja-Raja Mataram Kuno Hindu-Budha disajikan di bawah langit malam berlatar belakang sosok Candi Sojiwan yang sarat nilai sejarah, dilengkapi pula dengan penutur kisah dan sajian seni budaya. Terutama bagi kalian yang foodie, penggila wisata kuliner, atau penikmat sejarah; ini adalah pengalaman istimewa yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Suasana Gala Dinner Rajamangsa di Desa Wisata Kebondalem Kidul, Kabupaten Klaten. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Sejarah
Seperti diceritakan, hidangan Rajamangsa merupakan bagian dari peristiwa Manusuk Sima, yakni semacam upacara pengesahan penetapan tanah sebagai wilayah perdikan atau swatantra, yang diberikan kepada mereka yang berjasa kepada raja atau kelompok masyarakat tertentu.

Selama pelaksanaan upacara ini, masyarakat dapat ikut merasakan hidangan istimewa Rajamangsa yang biasanya hanya disajikan kepada raja. Disuguhkannya hidangan Rajamangsa kepada masyarakat, menjadikan upacara Manusuk Sima sebagai momentum indah yang mempersatukan dan menggembirakan semua kalangan.


Desa Wisata Kebondalem Kidul sendiri memang menyandang gelar Desa Wisata Cerita, lantaran kaya akan dongeng dan kisah yang dituturkan turun-temurun, termasuk fabel-fabel penuh muatan nilai luhur yang terpahat pada dinding Candi Sojiwan.

Legenda sajian Rajamangsa, menjadi salah satu kisah tersebut, mengajak Anda memasuki mesin waktu seolah kembali ke masa Kerajaan Mataram Kuno melalui sensasi gastronomi.

Gala Dinner Rajamangsa dengan latar Candi Sojiwan di Kabupaten Klaten. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Gala Dinner Rajamangsa
Pengalaman istimewa bahkan sudah bermula sejak waktu persiapan menuju lokasi makan malam. Dibimbing pemandu, Anda akan dipakaikan kain batik, kemudian bersama rombongan berjalan kaki menuju lokasi gala dinner di taman terbuka dalam Kawasan Candi Sojiwan.

Setelah mendapatkan kalungan selendang sebagai ucapan selamat datang, pengawal akan mengarahkan para tamu untuk menghadap “Raja” kemudian menempati meja masing-masing laiknya sebuah perjamuan.


Sajian Rajamangsa akan disuguhkan mulai dari minuman pembuka, hidangan pembuka, hidangan utama, serta penutup. Jangan khawatir bila merasa kurang familiar dengan makanan atau minuman yang disajikan. Pemandu yang mahir dalam dua bahasa, siap menjelaskan nama dan bahan masakan yang telah diolah dan disiapkan para ibu bahkan sejak hari sebelumnya. Dhayang atau pramusaji, juga siap memberikan pelayanan bagi tamu di setiap meja.

Sajian Minuman. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Sajian Minuman
Minuman tradisional yang disajikan, seluruhnya berbahan alami dengan diolah secara alami pula. Misalnya wedang (minuman hangat) Telang Rempah yang berwarna keunguan dengan sentuhan manis, wangi, serta menghangatkan. Wedang ini terbuat dari bunga telang, pandan, jahe, dan beberapa rempah lainnya.

Selain itu terdapat 3 varian minuman lain, yaitu yang terbuat dari fermentasi sari melati (Jatiwangi), fermentasi asam Jawa (Kinca), dan sari tebu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penumbukan (Nalaka Rasa). Cara memasak dengan teknik fermentasi, mampu menghasilkan rasa minuman yang lebih khas. Tidak terkecuali minuman dalam Rajamangsa. Jatiwangi membutuhkan waktu fermentasi bunga melati selama 1 hari, sedangkan Kinca lebih lama, yaitu 2 bulan lama.

Hidangan Pembuka. (Foto: Dok Kemenparekraf)

Hidangan Pembuka
Sebagai sajian pemancing selera, Anda akan mendapatkan sepiring Maneka Kuluban, yakni hidangan dari sayur rebus dengan sausnya yang khas. Beragam sayuran lokal dapat menjadi bahan olahannya, seperti krokot, genjer, kacang panjang, bunga kecombrang, dan lain-lain.

Meski secara sekilas mirip dengan urap, yang membedakannya adalah bumbu atau saus yang terbuat dari wijen hitam ditumbuk, memberikan cita rasa gurih serupa dengan bumbu pecel.

Hidangan Utama. (Foto: Kemenparekraf)

Hidangan Utama
Sajian apik nasi jagung yang dibentuk kerucut cantik, dengan pendamping berupa beberapa macam lauk, siap memanjakan lidah sebagai hidangan utama.

Lauk yang pertama adalah Hadangan Harang, kombinasi lezat dari daging kerbau giling halus dengan bumbu warisan nenek moyang. Daging yang telah diracik hati-hati dan diolah dengan bumbu yang khas, kemudian dibentuk bulat dan dililitkan pada sebatang sereh sebelum dibakar hingga matang sempurna. Disajikan dengan sambal matah yang menggugah selera, hidangan ini menghadirkan perpaduan rasa manis wangi pedas dari sambal, serta gurih berempahnya daging.


Berikutnya adalah Hadangan Madura yang juga menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Cita rasanya cenderung manis dan lezat, yang barangkali akan mengingatkan Sobat Pesona akan gudeg Yogya. Berbeda dengan Hadangan Harang yang menonjolkan kelembutan daging giling, hidangan ini tetap mempertahankan tekstur daging yang menambah kenikmatan dalam setiap suapan.

Pendamping ketiga adalah Dundu Puyengan, hidangan istimewa berbahan dasar belut yang unik. Belut yang telah dibumbui diatur melingkar untuk menghasilkan bentuk yang menggugah selera. Setelah digoreng hingga kecokelatan, belut kemudian dimasak secara lembut dalam tumisan bumbu daun kemangi segar, menghasilkan sajian yang tak hanya nikmat tapi juga beraroma sedap.

Hidangan Penutup. (Foto: Kemenparekraf)

Hidangan Penutup
Melengkapi tamasya kuliner dalam rangkaian hidangan Rajamangsa, Anda akan mencicipi Palamula yang merupakan paduan sempurna manis gurihnya umbi-umbian rebus, dengan sensasi creamy dari areh (santan kental) kelapa dan kinca (gula kelapa cair) yang manis dan wangi. Areh dan kinca tersebut menghidupkan cita rasa alami umbi-umbian, menciptakan perpaduan rasa yang tepat sebagai penutup kelengkapan hidangan.

Sembari menikmati hidangan penutup, buah, dan minuman yang terus disajikan, para tamu juga akan mendapatkan suguhan atraksi seni berupa sendratari kolosal yang dibawakan secara apik oleh kanak-kanak dan remaja Desa Wisata Kebondalem Kidul. Keindahan gamelan dan tari, kostum yang memukau, berpadu dengan keagungan sosok Candi Sojiwan yang menjadi latar belakang pertunjukan elok ini.

Sungguh satu malam yang penuh kesan, di mana seluruh indera kita dimanjakan melalui aneka hidangan warisan sejarah, suasana yang indah, warga yang ramah, serta seni budaya yang sarat dengan kearifan lokalnya. Salut banget, dengan warga Desa Kebondalem Kidul yang berhasil mengemas dan melestarikan warisan sejarah Legenda Rajamangsa menjadi paket wisata menarik seperti ini. (nano)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *