Ragam  

Memasuki Minggu Ke-26, Korban Meninggal DBD Bertambah Menjadi Lima Orang, Ini Datanya

Waspada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sukoharjonews.com (Sukoharjo) – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi ancaman serius yang harus jadi kewaspadaan masyarakat selain virus corona. Pasalnya, jumlah kasus DBD mengalami kenaikan signifikan, bahkan korban meninggal juga mengalami kenaikan memasuki minggu ke-26. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, saat ini DBD mencapai 143 kasus dengan korban meninggal dunia lima orang.



Penyakit DBD di pekan ke-26 mencapai 143 kasus dengan kasus tertinggi terdapat di Kecamatan Sukoharjo dengan 26 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Bendosari 24 kasus dan Kecamatan Nguter 16 kasus. Bahkan, dari 143 kass DBD tesebut, lima kasus diantaranya menyebabkan korban meninggal dunia. Berikut ini data kasus DBD di 12 Kecamatan Sukoharjo hingga minggu ke-26:

KECAMATANKASUS DBDKASUS MENINGGAL
Sukoharjo331
Bendosari290
Nguter190
Polokarto180
Mojolaban170
Baki160
Grogol120
Gatak123
Kartasura92
Weru80
Tawangsari71
Bulu20
TOTAL1827

“Hingga minggu ke-26 sudah ada 143 kasus DBD di Sukoharjo dan ada lima korban yang meninggal dunia,” ujar Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Minggu (05/7/2020).

Yunia mengaku dalam satu bulan terakhir terjadi peningkatan kasus DBD cukup signifikan. Sesuai data yang ada, lima kematian kasus DBD di Sukoharjo terjadi di Kecamatan Gatak tiga orang, serta Kecamatan Kartasura dan Tawangsari masing-masing satu orang. Jumlah tersebut naik dibandingkan data minggu ke-24 dimana baru ada empat korban meninggal dunia. Untuk itu, ujar Yunia, masyarakat diimbau mewaspadai penyakit DBD selain virus corona.

“Paling efektif mencegah DBD tetap dengan pemberantasan sarang nyamuk dan jentiknya, bukan fogging,” tandas Yunia.

Disisi lain, ujarnya, masyarakat terlanjur memiliki “mindset” jika ada kasus DBD harus fogging. Padahal, untuk melakukan fogging ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Jadi, fogging tidak bisa dilakukan sembarangan. Hal itu dikarenakan obat fogging bisa menimbulkan resistensi pada nyamuk dan obatnya juga membahayakan bagi lingkungan. Selain itu, masyarakat juga harus berperilaku hidup bersih dan sehat, khususnya lingkungan tempat tinggal. (erlano putra)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *