Manfaat Dark Chocolate untuk Kesehatan, Bisa Lindungi Kulit dari Bahaya Sinar Matahari

Manfaat dark chocolate. ( Foto : Prxels)

Sukoharjonews.com – Dark chocolate mengandung lebih dari 70% kakao dan sedikit gula. Semakin gelap warna dark chocolate, maka semakin sedikit gula yang di dalamnya. Bukan cuma sedikit gula, kakao juga dikenal sebagai salah satu sumber antioksidan terbaik.


Dilansir dari Beautynesia, Minggu (9/7/2023), tak heran rutin konsumsi dark chocolate berdampak positif bagi kesehatan. Studi menunjukkan bahwa dark chocolate bisa menurunkan risiko penyakit jantung lho!

Selain itu, dark chocolate juga terbukti memiliki sederet manfaat lain untuk kesehatan tubuh dan kulit. Penasaran apa saja? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Kaya Nutrisi
Dark chocolate dengan jumlah kakao yang tinggi mengandung serat, zat besi, magnesium, dan mineral lain. Asam lemak dalam kakao terdiri dari asam oleat, asam stearat, dan asam palmitat. Asam stearat memiliki efek netral pada kolesterol tubuh. Selain itu, dark chocolate juga mengandung stimulan seperti kafein dan teobromina dalam jumlah kecil.


2. Sumber Antioksidan
Berdasarkan penelitian, kakao dan dark chocolate mengandung antioksidan lebih banyak dari buah lain. Dark chocolate juga mengandung senyawa organik seperti polifenol, flavanol, dan katekin. Polifenol dalam dark chocolate terbukti bisa membantu menurunkan kolesterol “jahat” bila dikombinasikan dengan makanan lain seperti almond dan kakao.

3. Menurunkan Tekanan Darah
Flavanoid dalam dark chocolate merangsang endotelium (lapisan arteri) untuk menghasilkan oksida nitrat. Salah satu fungsi oksida nitrat adalah mengirimkan sinyal ke arteri untuk rileks sehingga tekanan darah menurun.


4. Mencegah Oksidasi Kolesterol
Rutin mengkonsumsi dark chocolate bisa menurunkan risiko terserang penyakit jantung. Pasalnya, dark chocolate mengandung likopen flavanol yang bisa menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol “jahat”, dan trigliserida secara signifikan. Flavanol dalam dark chocolate juga bisa mengurangi resistensi insulin yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung dan diabetes.

Kolesterol “jahat” cenderung mudah teroksidasi jika bereaksi dengan radikal bebas di tubuh. Oksidasi ini bisa membuat kolesterol “jahat” reaktif dan merusak jaringan lain, seperti lapisan arteri di jantung.(patrisia argi)


How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *